Jumat, 21 Desember 2012



MODUL 6:
ALAT DAN MESIN PEMANENAN
Kompetensi Khusus:
Setelah mempelajari Modul 6, mahasiswa diharapkan dapat mengenal dan menjelaskan prinsip kerja alat dan mesin pemanenan padi, jagung dan umbi-umbian.

 







Pendahuluan
Pemanenan merupakan sebuah proses untuk memetik, mencabut, dan/atau memotong bagian tanaman yang bernilai ekonomis, yang selanjutnya untuk dikonsumsi, disimpan, ataupun dipasarkan. Akan tetapi, sebelum tanaman biji-bijian hasil panen dapat disimpan atau dipasarkan, biji atau bagian tanaman hasil panen tersebut harus dipisahkan lebih dahulu dari tangkainya, seperti jerami pada padi, jagung dari tongkolnya, kedelei dari pohonnya, kapas dari tangkainya, dan sebagainya. Mesin-mesin yang berbeda diperlukan untuk memisahkan biji dari bagian tanaman yang mengikatnya, sesuai dengan jenis tanaman yang dipanen.
Selama berabad-abad, prosedur dan cara pemanenan biji-bijian (jagung, kapas, dan lain-lain), dilakukan secara manual menggunakan tangan, sabit, alat babat panjang (scythe), babat dengan rambang (cradle), dan peralatan yang seadanya lainnya. Kemudian, dirontok dengan diinjak-injak atau dibanting lalu dipisahkan biji dari jerami atau bagian tanaman lainnya dengan tangan (hand raking) atau dengan menampi dan hembusan angin (windrowing).
Namun saat ini, kebanyakan negara maju telah menggunakan alat combine-harvester thresher, yang umum dikenal dengan nama grain-combine. Peralatan lain adalah statinonary-thresher yang secara prinsip mirip dengan grain-combine, hanya saja ada tambahan straw-stacker.
Alat dan Panen Padi-padian
1.       Sejarah Perkembangan Pengikat dan Perontok
Menurut Smith dan Wilkes (1996), cara panen padi-padian pada saat dulu dengan dipotong dengan sabit dimana sebelumnya tanaman yang akan dipanen diikat jadi satu ikatan, lalu ikatan-ikatan tersebut dibawa ke suatu mesin perontok yang stationer, dan hasil perontokan tersebut dimasukkan dalam karung. Penuai tangan ini digunakan di Eropa dan Amerika sampai digunakannya mesin-mesin yang dihela kuda. Sabit bertangkai panjang masih dikembangkan menjelang akhir masa penjajahan pada kedua wilayah tersebut. Sabit dengan rangka baru mulai diperkenalkan antara tahun 1776-1800. McCormick menyatakan bahwa ia telah memamerkan penuai yang dihela kuda yang pertama kali pada tahun 1831, tetapi belum mendapatkan paten hingga tahun 1834. Obed Hussey memperkenalkan suatu paten untuk suatu penuai di tahun 1833. McCormick selanjutnya mulai membangun mesin dalam tahun 1845 dan sekitar 800 telah dihasilkan hingga tahun 1848.
Penuai yang menggaruk sendiri (self-raking) muncul sekitar tahun 1854. Suatu anjungan untuk pengikatan dengan tangan diperkenalkan kira-kira pada tahun 1850. Mekanisme pengikatan dengan kawat secara mekanik yang pertama diperkenalkan dalam tahun 1873. Pengikat dari benang diperkenalkan pada tahun 1880, tetapi baru pada tahun 1892, Appleby memperoleh paten untuk pembuatan simpul benang. Pengikat padi-padian yang dihela kuda digerakkan di tanah. Mesin tambahan dipasang pada beberapa pengikat sekitar tahun 1920. Pengikat yang digerakkan oleh pengambil daya diperkenalkan pada akhir tahun 1920-an.
Rogin yang mengutip pendapat William Darling yang menyatakan bahwa: “Di Bedford County, Pennsylvania, di tahun 1929 padi-padian biasanya masih dirontok dengan alat pemukul.” Banyak padi-padian pada akhir tahun 1930-an dirontok dengan cara diinjak-injak oleh kuda. Paten awal perontok diberikan kepada Hiram A. dan John A. Pitts pada 29 Desember 1837. Pembuatan perontok Case bermula di Racine, Wisconsin, dalam tahun 1844. Menjelang tahun 1900, perontok-perontok dilengkapi dengan penyuap sendiri, pisau pemotong bentuk sabuk, penimbang, dan penimbun jerami dengan angin.
2.       Perkembangan Mesin Pemanen Terpadu
Paten untuk apa yang disebut dengan gabungan pemanen-perontok diberikan kepada Samuel Lane pada tahun 1928. Dalam tahun 1854, 600 akre gandum di Alameda County, dipanen dengan mesin pemanen terpadu California, tetapi metodenya belum betul-betul dimulai di tempat itu sampai tahun 1880. Salah satu pabrik tertua pembuat mesin pemanen terpadu yang dihela dan digerakkan kuda adalah Stockton Combined Harvester and Agricultural Works di California. Mesin pemanen terpadu yang dihela fraksi uap diperkenalkan dalam tahun 1890-an. Beberapa di antara mesin-mesin itu dilengkapi dengan pemotong bulir berukuran 42 kaki (12,8 m) dan dikatakan dapat memaneni antara 90-125 akre (36,4-50,6 ha) dalam sehari.
Mesin pemanen terpadu yang dihela traktor bensin diperkenalkan secara besar-besaran di daerah gandum di bagian barat tengah AS, sebagai akibat kurangnya tenaga buruh selama PD I, atau sekitar tahun 1916. Mesin pemanen terpadu diperkenalkan pertama kali di Texas barat laut dalam tahun 1919, ketika tujuh mesin digunakan. Mesin pemanen terpadu swagerak diperkenalkan secara komersial sekitar tahun 1938.
3.       Mekanisme Kerja Mesin Pemanen Terpadu
Mesin pemanen-perontok terpadu atau ‘combine’ memotong bulir-bulir tanaman yang berdiri, merontok, dan membersihkan gabah sambil berjalan di lapangan. Oleh sebab itu, mesin ini menggantikan dan meniadakan dari pemanenan alat-alat pengikat buliran, pemotong, perontok stationer, dan pekerjaan yang melelahkan seperti menjemur dan menimbun buliran serta mengangkut ikatan-ikatan. Pemanen terpadu ini disesuaikan untuk memanen semua padi-padian, kedelei, cantel, padi, dan tanaman biji-bijian lainnya.
4.       Jenis-jenis Mesin Pemanen Terpadu
Ada 2 (dua) jenis mesin pemanen terpadu, yaitu jenis tarikan atau ditarik traktor dan jenis swagerak (memiliki sumber tenaga sendiri atau otomatis). Pemanen terpadu tarikan dihela oleh sebuah traktor. Yang berukuran lebih kecil digerakkan oleh pengambil daya dari traktor, sedangkan yang berukuran lebih besar mempunyai mesin tambahan yang dipasang pada pemanen untuk menggerakkannya. Pemanen jenis ini mempunyai lebar potongan yang berkisar antara 4-8 kaki (1,2-2,4 m) untuk yang berukuran kecil dan 10-24 kaki (3,0-6,1 m) untuk yang lebih besar ukurannya. Pengumpul di setiap ujung batang pemotong memungkinkan rata-rata mesin pemanen untuk memotong suatu jalur selebar 6-9 inci (15,2-22,9 cm) yang lebih lebar daripada panjang batang pemotong sebenarnya.
Mesin pemanen swagerak digerakkan oleh sejenis tipe mesin untuk industry dengan daya 60-150 tenaga kuda. Pemanen ini dijalankan oleh satu orang karena mesin ini mudah dijalankan dan diangkut dari satu lapangan ke lapangan lain ataupun di atas jalan raya. Suatu jalur tanaman yang akan dipanen dapat direncanakan tanpa kehilangan butir-butir gabah. Belokan yang tajam dapat dilakukan untuk mengikuti pematang sawah.
Mesin pemanen ini juga dilengkapi dengan perseneling untuk perpindahan gigi atau pengatur kecepatan yang berbeda-beda seperti penggerak hidrostatik, untuk memberikan kecepatan di lapangan dan di jalan sesuai yang diinginkan. Mesin ini juga dilengkapi dengan perseneling untuk mundur. Pemanen padi-padian swagerak dapat diperoleh dengan ukuran untuk pemotongan jalur selebar 6-22 kaki (1,8-6,7 m).
5.       Fungsi yang Ditampilkan Mesin Pemanen Terpadu
Fungsi operasional dasar mesin pemanen terpadu dapat dibagi sebagai berikut: 1) memotong buliran pada tanaman yang masih berdiri; 2) menyalurkan bulir-bulir yang terpotong ke silinder; 3) merontokkan gabah dari tangkai atau batangnya; 4) memisahkan gabah dari jerami; 5) memisahkan gabah dengan cara membuang sekam dan benda asing; dan 6) memisahkan gabah dari pemanen ke tangki dan dari tangki ke truk.
a.       Mekanisme Pemotong
Bulir-bulir di lapangan ditangani oleh suatu batang pemotong dan suatu penggulung untuk menyapu bulir-bulir kembali ke atas suatu terpal atau meja ulir atau anjungan. Seluruh rakitan itu disebut header (pemenggal bulir). Pisaunya biasanya membentang sepanjang lebar batang pemotong, yang berkisar 4-22 kaki (1,2-6,7 m). Bagian ini biasanya dioperasikan oleh sebuah batang sambung berlengan-ayun yang membabat selebar 6 inci (15,2 cm) di antara dua pelindung. Mata pisau bergerigi. Pada beberapa pemanen terpadu, mekanisme pemotong atau pemenggal bulir dapat dibuat bersudut untuk memanen di lahan yang miring.
Penggulung ditempatkan di atas batang pemotong dan mempunyai diameter yang berkisar dari 40-60 inci (101,6-142,4 cm). Penggulung ini mempunyai empat atau enam penyapu. Dalam keadaan tertentu, cabikan kanvas atau karet ditambahkan pada penyapu untuk membantu menyapu kembali bahan yang telah terpotong ke atas meja atau anjungan.
b.       Mekanisme Pemotong
Mekanisme perontokan, yang memisahkan gabah dari tangki, terutama terdiri atas silinder yang berputar dan cekungan-cekungan. Suatu penyalur pemukul biasanya ditempatkan di depan silinder dan di ujung atas dari penyalur-pengangkut untuk membantu penyalur-pengangkut dalam memasukkan bulir-bulir ke mekanisme perontokan. Kebanyakan pemanen terpadu dilengkapi dengan silinder jenis batang parut dan cekungan. Gabah dilepaskan dari tangkainya tanpa pemotong merang yang berarti.
Pada pemanen terpadu kecil jenis sekali lewat, silinder dan cekuangannya membentang hampir di seluruh lebar batang pemotongnya, sedang pada mesin yang lebih besar, silinder dan cekungannya hanya selebar sekitar 30 inci (76,2 cm) dengan diameter 18-24 inci (45,7-61,0 cm). Semua mesin memliki pengatur cekungan terhadap silinder. Kecepatan tepi pemanen terpadu berkisar dari 2000-7000 putaran per menit, tergantung pada jenis tanaman dan keadaannya.
c.       Mekanisme Pembersih
Fungsi unit ini untuk membuan sekam dan bahan dari luar lainnya dari gabah. Ini diperoleh dengan melewatkan gabah yang belum dibersihkan di atas sederetan ayakan dan sringan yang bergoyang dan melalui alat-alat ini, arus udara dipaksakan oleh sebuah kipas. Berbagai jenis ayakan dan saringan yang berbeda-beda tersedia untuk berbagai amcam tanaman. Bulir-bulir yang gabahnya belum dirontokkan, yang disebut tailings (sisa bulir), jatuh ke dalam sebuah gurdi ulir yang menyampaikan sisa-sisa bulir tadi ke sebuah elevator yang pada gilirannya meneruskan bahan ke atas untuk dirontok kembali oleh silinder.
6.       Syarat Rancangan Dasar bagi Pemanen Terpadu

Carroll dalam Smith dan Wilkes (1996) menyebutkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuahs pemanen terpadu:
a.       mudah tidaknya untuk dicapai;
b.       kesederhanaan, dengan pengatur yang lebih gampang dan lebih sederhana;
c.       mudahnya pengendalian dengan sempurna dan kenyamanan bagi pengemudi;
d.      kepasitas untuk memanen segala masam hasil tanaman di bawah setiap keadaan yang dijumpai di seluruh negara pananam padi di dunia;
e.       bobot yang lebih ringan dan kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan lebar jalur pemotongnya;
f.       kecepatan kerja dari 0,5 mil/jam (0,8 km/jam) sampai maksimum 5,5 mil/jam (8,8 km/jam), dengan kecepatan di jalan 7 mil/jam (11,3 km/jam);
g.       daya mesin yang cukup untuk mengatasi keadaan tanah yang sukar dan juga menjalankan mekanisme pemanen terpadu;
h.       penyebaran bobot yang tepat untuk roda-roda;
i.        kelengkapan, penggerak, dan peralatan penanganan jerami; dan
j.        peralatan traksi yang perlu untuk sawah.
Alat dan Panen Jagung
1.       Sejarah Perkembangan Pemanen/Pemungut Jagung
Pemungut jagung diciptakan untuk pertama kali oleh Quincy pada tahun 1850. William Watson dari Chicago menciptakan suatu pemetik jagung tidak lama sesudah penemuan Quincy. Pemetik jagung jenis rol pemetik dikembangkan oleh pabrik sekitar tahun 1874, tetapi tidak dipatenkan sampai sekitar 10 tahun kemudian. Rol-rolnya dipasang dalam kedudukan condong. Oleh karena perkembangan penggunaan pengikat jagung (corn binder), minat terhadap pemungut jagung ketinggalan sampai tahun 1920, sewaktu pabrik-pabrik memperkenalkan beberapa mesin baru. Pemungut jagung buatan yang terdahulu digerakkan dari tanah dengan suatu roda putar yang besar. Pemungut jagung yang ditarik traktor, digerakkan oleh pengambil daya (power-take off atau PTO) dan pemungut jagung yang dipasang pada traktor diperkenalkan sekitar tahun 1930. Sedangkan pemetik jagung swagerak muncul sekitar tahun 1950.
2.       Mekanisme Kerja Pemanen Jagung
Smith dan Wilkes (1996) mengemukakan bahwa pemungut jagung adalah suatu mesin untuk satu atau dua larik yang dilengkapi dengan rol pemetik untuk mengambil tongkol jagung dari batang yang masih berdiri. Mengingat bahwa pemetik jagung merupakan penghemat waktu dan tenaga kerja, maka peralatan ini digunakan secara luas (di AS) untuk menggantikan cara pemanenan dengan tangan yang berat dan lambat. Untuk menjalankan baik mesin yang satu, dua maupun empat larikan, cukup dijalankan oleh satu orang saja. Bantuan tambahan mungkin diperlukan untuk mengangkut jagung dan menuangkannya ke dalam wadah.
Kebanyakan mesin pemanen tidak memotong batangnya dari tanah. Sisi-sisi pengumpul dan rantai-rantai memandu batang memasuki mulut di antara rol pemetik yang berputar ke bawah, yang menjepit dan mematahkan tongkol dari batang. Tongkol jagung tadi dibelokkan ke dalam suatu sistem elevator yang membawanya ke suatu gerobak atau kereta gandengan yang dihela atau di samping atau di belakang mesin. Tongkol-tongkol dapat pula dilepas, dikupas, dan dipipil dalam suatu operasi lanjutan.
3.       Jenis-jenis Pemetik Jagung
Mesin-mesin pemanen tongkol jagung diperoleh dalam tiga cara yang berbeda. Mesin yang paling sederhana memetik tongkol dari batangnya tanpa mambuang sarung (kelobot), yang dinamakan snapper. Di Corn Belt (daerah penanaman jagung di AS), kebanyakan mesin pemungut dilengkapi alat pengupas kelobotnya, yang dinamakan pemungut-pengupas (picker-husker). Perkembangan yang lebih baru adalah suatu mesin yang memetik dan sekaligus memipil jagung di lapangan, yang dinamakan pemetik-pemipil (picker-sheller).
Tipe keempat atau yang terbaru adalah picker-chopper, yang mulai diintroduksi pada tahun 1954, pertama-tama memisahkan tongkol dari batang jagung dan menempatkan dalam wagon di belakang mesin. Batang jagung lalu dipotong dan dimasukkan ke dalam forage-chopper cutter head yang konvensional, untuk dirajang. Hasil rajangan dapat dibuang di atas tanah lalu dicampur dengan tanah atau dimasukkan ke dalam truk atau wagon yang bergerak di samping mesin panen. Unit pengambilan tersebut bersifat tempelan (attachment) pada mesin field chopper (Daywin et al 1999).
Namun demikian, pada umumnya pemetik jagung digolongkan menurut jumlah larikan yang dipanen dan cara mesin tersebut digandengkan pada traktor. Jenis yang dihela dan digandengkan/dipasang pada traktor, masing-masing mempunyai kelebihan maupun kekurangannya. Jenis hela adalah unit mesin yang dengan mudah dapat dipasang dan dilepaskan dari traktor. Namun demikian, dengan mesin ini operator harus seringkali melihat ke belakang dank e samping untuk mengawasi jalannya mesin. Paling tidak tiga larikan jagung tak dapat dipetik dan rusak terlindas traktor dan gerobaknya sewaktu membuka jalan melintas lapangan.
Pada jenis yang dipasang pada traktor, diperlukan waktu untuk memasang mesin, dan traktornya tak dapat dengan mudah digunakan untuk pekerjaan lain pada waktu mesin sedang dipasang. Tetapi, dengan mesin yang dipasang pada traktor, operator dapat mengemudikan traktornya dan mengawasi mesin tanpa harus mamutar lehernya. Dengan mesin pemetik jenis ini pun suatu jalan dapat dibuka melalui lapangan, tanpa merusak lebih banyak larikan tanaman. Gerobak atau gandengannya dihela di belakang mesin.
Ada pula pemanen terpadu (combine) yang dilengkapi dengan suatu alat dengan kepala pemetik jagung untuk delapan larikan. Tongkol-tongkol dimasukkan ke dalam silinder perontok, tempat jagung itu dipipil. Kelobot dan janggelnya ke luar melewati rak jerami, sedangkan jagung yang sudah terpipil mengalir melewati unit pembersih ke atas menuju tangki biji. Dalam keadaan yang menguntungkan dan hasil panenan yang tinggi, satu mesin pemanen terpadu yang besar dengan alat pemetik untk empat larikan dapat memanen 3000-4000 gantang jagung setiap hari.
Pemetik-pemipil jagung swagerak juga tersedia, tetapi penggunaannya agak terbatas, sejak kelengkapan untuk jagung pada mesin pemanen swagerak telah dikembangkan. Peralatan untuk memetik jagung pada mesin pemanen terpadu dapat dibeli lebih murah daripada sebuah pemetik-pengupas-pemipil jagung.
4.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penampilan Pemetik Jagung
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi efisiensi pemetik jagung. Beberapa di antaranya adalah:
a.       Sifat tanaman yang meliputi: 1) varietas atau bastar (hibrida) yang cocok untuk pemanenan dengan mesin; 2) batang yang tegar yang berdiri tegak dan tidak patah dan rebah; 3) keadaan batang; 4) ketinggian tongkol dan batang; 5) ketegaran (kekakuan) tangkai tongkol; 6) ukuran tongkol-tongkol yang besar mengurangi kehilangan dalam pemipilah; 7) sifat sukar dipipil mengurangi kehilangan; dan 8) kelobot yang tebal dan ketat pada tongkol cocok untuk pemetikan tapi tidak untuk pengupasan.
b.       Faktor mekanik yang meliputi: 1) jenis (sifat) permukaan rol pemetik; 2) pengaturan jarak pemisah antara rol-rol pemetik; 3) pengatur waktu rol-rol pemetik; 4) laju berjalan; 5) jenis penyambungan gerbong; dan 6) pengaturan pemisah untuk memungut batang yang rebah.
c.       Faktor-faktor yang lain meliputi: 1) ketepatan waktu pemanenan: kehilangan di lapangan lebih sedikit bila pemanenan dilakukan lebih dini; 2) kehati-hatian operator; 3) keadaan cuaca; 4) kebersihan lapangan: ketiadaan gulma dan rumput yang tinggi; 5) panjang larikan; dan 6) jarak antarlarikan yang cocok untuk mesinnya.
5.       Cara Menghitung Kehilangan di Lapangan
Ada beberapa cara mudah untuk menghitung dengan cepat banyaknya jagung yang hilang oleh pemetik jagung. Beberapa di antaranya adalah:
a.       Dua puluh biji jagung di setiap guludan atau 3,5 kaki (1,1 m) larikan adalah setara dengan kehilangan 1 gantang jagung per akre.
b.       Sebuah tongkol yang berukuran bagus di setiap 40 guludan atau 133 kaki (40,5 m) adalah setara dengan kehilangan 1 gantang jagung per hektar.
c.       Kehilangan jagung pipilan dapat ditentukan dengan menghitung butir per kaki persegi. Dalam setiap gantang jagung berukuran rata-rata terdapat kira-kira 74.052 butir. Karena setiap akre sama dengan 43.560 kaki persegi, maka kehilangan 1,7 butir per kaki persegi adalah setara dengan kehilangan 1 gantang per akre. Jika jarak antara dua larikan adalah 42 inci atau 3,5 kaki (1,1, m) dan ditemukan 25 butir jagung dalam larikan sepanjang 6 kaki atau 3,5 inci (1,1 m), dan ditemukan 125 butir jagung dalam larikan sepanjang 6 kaki atau 3,5 E 6 = 21 kaki persegi larikan, 125 : 21 = 5,95 butir per kaki persegi. Jadi, jagung pipilan yang hilang per akre adalah 5,95 : 1,7 = 3,5 gantang.
d.      Banyaknya kehilangan tongkol jagung dapat ditaksasi dengan mengumpulkan tongkol-tongkol di tanah sesuai pemanenan dalam 1/100 bagian satu akre dan mengalikan beratnya dengan 100. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa petaknya telah dibersihkan sedikit demi sedikit dari tongkol sebelum mesin pemetik jagung dioperasikan.
Alat dan Panen Kapas
1.       Sejarah Perkembangan Pemanen/Pemungut Kapas
Menurut Daywin et al (1999), memanen kapas secara manual adalah pekerjaan yang amat berat, yang dapat menyerap 50-80 % dari seluruh pekerjaan yang dibutuhkan oleh suatu pertanaman atau usaha produksi kapas. Walaupun demikian, selama hampir 100 tahun berlalu, sejak mesin panen kapas yang pertama diciptakan, petani kapas enggan memanen secara mekanis karena sejumlah alas an, antara lain: 1) banyak tenaga kerja yang tersedia dan murah; dan 2) pada waktu itu, kapas yang dipanen secara manual lebih bersih dibandingkan dengan proses secara mekanis. Akan tetapi, sejak PD II, lebih-lebih di negara-negara maju seperti AS, tenaga kerja sangat kurang, dan alat untuk memisahkan kapas dari biji dan kotoran-kotoran lainnya telah dapat diciptakan, maka petani mulai tertarik untuk menggunakan mesin panen kapas.
Hal yang senada dikemukakan oleh Smith dan Wilkes (1996). Mereka menyatakan bahwa sejak waktu dikembangkan mesin pemanen/pemungut kapas yang pertama kali, 100 tahun lebih sedikit telah berlalu sampai petani mulai menggunakan mesin pemanen kapas secara terus menerus. Selama itu, ratusan mesin pemanen kapas telah dipatenkan, dan beberapa di antaranya sekarang tak pelak lagi akan melakukan pekerjaan secara memuaskan. Namun demikian, dalam masa perkembangannya, ada sejumlah faktor yang menghambar penerimaan dan penggunaannya. Petani kapas mempunyai suplai tenaga kerja yang cukup dan relatif murah.
Kelangkaan burh selama PD II dan perkemabangan dalam peralatan pemanenan dan pemisahan kapas dari biji memainkan peranan yang besar dalam mengubah pandangan petani tentang memanen kapas dengan mesin. Pada tahun 1942, beberapa bal kapas dipanen dengan mesin pemungut percobaan. Dalam tahun 1953, ditaksasi bahwa telah tersedia sekitar 15.000 pemungut kapas dan 25.000 pemisah kapas dari biji yang bekerja secara mekanik. Mesin-mesin tersebut memanen kira-kira 25 % dari 16 miliar bal kapas yang dihasilkan. Dalam tahun 1962, sekitar 60 % dari kapas yang ditanam di AS dipanen secara mekanik. Dalam tahun 1973, praktis 100 % dipanen secara mekanik.
Paten yang diberikan pertama kali untuk suatu pemungut kapas mekanik kepada S. S. Rembert dan J. Prescott dari Memphis, Tennessee, 10 September 1850. Selama abad berikutnya, banyak peralatan mekanik, pemetik, dan elektrik telah dipatenkan. August Campbell memperoleh suatu paten pada 16 Juli 1895 untuk sebuah gelondong yang sudah terbukti merupakan prinsip dasar bagi mesin pemungut kapas yang berhasil sekarang. “International Hervester Company” memperoleh paten-paten Campbell di awal tahun 1920-an dan menghabiskan lebih dari dua puluh tahun untuk mengembangkan mesin gelendong berduri yang dipasarkan pada tahun 1942. Sekitar tahun 1932, kepada John dan Mack Rust diberikan sebuah paten untuk suatu pemungut kapas yang menggunakan gelendong halus dan lembab.
Suatu mesin pengembilan seluruh buah kapas dari tanamannya dengan gerakan perenggutan dipatenkan oleh John Hughes dari New Bern, Carolina Utara, 28 Maret 1871. Z. B. Sims dari Bonham, Texas, memperoleh suatu paten pada 3 September 1872 utnuk suatu perenggut kapas jenis jari-jari yang menyisir buah kapas dari tanaman. Mesin yang dipatenkan oleh W. H. Pedrick dari Richmond, Indiana, 27 Januari 1874, merupakan yang pertama yang di dalamnya digunakan rol berpaku berputar untuk mengambil buah kapas.
Beberapa perenggut kapas komersial yang dihela kuda tersedia dari 1928 sampai 1931. Periode depresi dari 1932-1942 menyebabkan adanya kesenjangan minat baik dari petani maupun dari dunia perdagangan. Dalam tahun 1943, diperkenalkan mesin perenggut yang dipasang pada traktor untuk dua larikan yang dilengkapi dengan dua buah roler baja. Dalam tahun 1944, Deere and Company memperkenalkan suatu perenggut yang dipasang pada raktor untuk dua lrikan yang dilengkapi dengan satu rol baja saja. Selama periode 1946-1953, sedikitnya diperkenalkan tujun perenggut komersial tujuh pabrik.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa ada dua jenis kapas pemanen kapas yang berbeda, yaitu jenis perenggut (stripper type), yang mengambil buah kapas dalam keadaan utuhnya dari tanaman, dan jenis pemetik (picker type) yang hanya mengambil biji-biji kapas yang berambut.
2.       Perenggut Kapas
Penggunaan perenggut kapas mekanik berskala usahatani yang pertama adalah di Texas sekitar 1914. Petani tersebut menggunakan gerobak seret sempit seperti kotak di antara larikan cantel untuk mengumpulkan malai cantel. Cara ini disebut melucuti kapas (sledding cotton). Pelucut kapas yang dihela kuda digunakan secara luas dari 1925-1931. Hanya sedikit yang digunakan selama periode depresi dari 1932-1942. Penggunaannya ditinggalkan segera setelah munculnya perenggut yang dipasang pada traktor dalam tahun 1943.
Jenis-jenis perenggut yang ada diklasifikasikan terutama berdasarkan jenis alat perenggutnya, seperti yangd dengan rol ganda dengan deretan sikat kasar nilon yang berselang-seling dan satu jalur berkaret yang lentur dan jenis berjari banyak atau tipe sisir. Perenggut kapas dengan rol ganda dapat dipasang di tengah-tengah traktor atau dapat bersifat swagerak. Perenggut kapas jenis berjari atau tipe sisir dipasang di tengah-tengah traktor atau dihela di belakang traktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan perenggut kapas antara lain: 1) sifat tanaman; 2) tebal tanaman dalam larikan; 3) praktik bercocok tanam; 4) jari-jari pemetik atau pengangkut cabang-cabanbg; 5) desian perenggut; 6) sistem pengangkutan; 7) dan laju jalan.
3.       Pemetik Kapas
Walaupun perenggut kapas yang dibahas di atas tadi merupakan tipe mesin pemanen kapas, tetapi kerjanya demikian berbeda dengan pemetik kapas mekanik sehingga kedua tipe mesin tadi keduanya dapat dibedakan. Pemetik kapas melakukan pekerjaan pemetik tangan sehingga hanya rambut-rambut kapasnya saja yang diambil dari tanaman. Tipe-tipe pemetik digolongkan dalam empat cara, yaitu berdasarkan: 1) cara pemasangannya; 2) jumlah larikan yang dipanen; 3) ketinggian letak drum perikan; dan 4) tipe gelendong yang digunakan.
Pembersihan kapas dari gelendong bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya sebagai berikut. Bila gelendong bergigi meruncing ditarik dari tanaman kapas dengan kapas membelit mengelilinginya, gelendong itu berputar kira-kira 180o dan bersentuhan dengan sebuah silinder pembersih piringan dengan permukaan berlapiskan karet yang menghilangkan kapas dari gelendong. Kapas dijatuhkan pada jalan masuk sistem konveyor udara.
Gelendong-gelendong lurus ditarik dari tanaman dan dibawa keliling oleh sabuk rantai ke sisi yang berlawanan, dimana gelendong lewat di antara batang-batang perenggut yang menghilangkan kapas dari gelendong. Kapas dibawa pergi oleh udara atau elevator mekanik.
Penggolongan umum faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan prenggut kapas mekanik juga berlaku untuk pemetik kapas mekanik, yaitu: 1) sifat tanaman (pengguguran daun); 2) faktor-faktor mekanik; 3) praktik bercocok tanam; dan 4) berbagai faktor lain (operator, dan sebagainya). Penerapan faktor-faktor ini pada pemetik kapas dalam paling banyak hal adalah berbeda dengan penerapannya pada perenggut kapas. Berikut idi disajikan data mengenai banyaknya kapas baik yang ditinggalkan oleh pemetik mekanik pada tanaman atau yang jatuh di tanah berbeda-beda menurut varietas kapasnya (Tabel 19.).
Tabel 19.    Penampilan pemetik kapas mekanik dalam memanen 10 varietas kapas, Brazos River Field Laboratory.
Varietas
Banyaknya tanaman per acre
Kehilangan oleh angin sebelum pemungutan dengan mesin
Kipas yang hilang oleh pemetik
Hasil pada tanaman sebelum pemetikan
Pemanenan kapas dengan mesin
Persentase kapas pada tanaman yang dipanen pemunya
Di tanah
Pada tanaman
Deltapine D-5
28.880
32
36
77
1.034
921
89,1
Empire
36.590
7
18
57
1.153
1.078
93,5
Texacala
25.483
11
40
129
1.051
882
88,9
Northern Star
23.653
10
25
70
859
764
83,9
Locket 140
41.295
39
51
90
892
751
84,2
Dortch
29.795
88
46
69
951
836
87,9
Lankart 57
21.170
3
26
112
791
653
82,6
Mebane
35.806
17
44
72
815
699
85,8
Hi-Bred
29.534
101
124
124
790
542
68,6
Stoneville
16.988
114
65
41
1.054
948
89,9
Seluruh bobot yang ditunjukkan adalah pon bersih per acre.
Sumber: H. P. Smith and E. C. Brown, Mechanical Harvesting of Cotton, mimeograph, Tax. Agr
Expt. Prog. Rpt. 1527, 1953 dalam Smith dan Wilkes (1996)
Alat dan Panen Umbi-umbian atau Akar-akaran
1.       Pemanen Kentang
Umumnya pemanen kentang (diggers) dapat digolongkan sebagai mesin-mesin yang dihela traktor untuk satu atau dua larikan. Mesin untuk dua larikan selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1) apron dua unit atau apron terbuka; 2) apron dua baris atau apron mulut terbuka atau apron bersambung; dan 3) kombinasi penggali-pembersih-penggerak atau pemuat ke dalam karung pemuat (loader) yang termasuk pemanen terpadu untuk kentang.
Pemanen satu larikan dihela di belakang traktor tetapi apron pengangkat dan pengguncang digerakkan oleh pengambil daya. Sebuah poros penggerak yang panjang membujur dari pengambil daya ke suatu bak perseneling yang tertutup pada pemanen. Bak perseneling ini biasanya terdiri atas suatu transmisi kecepatan tinggi tiga tingkat yang memungkinkan elevator dioperasikan pada kecepatan yang cocok dengan kondisi lapangan.
Ada beberapa tipe penggali, dimana lempeng (blade) dimasukkan cukup dalam untuk mengeduk kentang yang tertimbun ke atas. Massa seluruh tanah dan kentang disampaikan ke rantai elevator yang berjalan dengan diaduk-aduk ke atas dank e bawah oleh sprocket yang diperpanjang pada setiap sisi rantai. Pengadukan ini membuang tanah yang lepas melewati mata rantai, yang biasanya terpasang berselang-seling, yaitu satu mata rantai adalah tinggi sedang mata rantai yang berikutnya dipasang rendah. Sabuk rantai dapat disusun sebagai sabuk yang kontinu dari depan ke belakang, atau dapat dibagi menjadi dua bagian.
Pemanen dua larikan terdiri atas dua perangkat lempeng penggali dan sabuk pengguncang konveyor. Unit keseluruhan biasanya digerakkan oleh pengambil daya, tetapi beberapa mesin mungkin dilengkapi dengan sebuah mesin tambahan. Beberapa mesin dua larikan menjatuhkan kentang ke atas tanah sedang yang lainnya enyampaikan kentang ke dalam tangki pada mesin atau sebuah truk yang berjalan mengikuti di samping pemanen. Kedalaman lempeng penggali dikendalikan oleh silinder-silinder hidraulik.
Kebanyakan pemanen kentang menggunakan bahan kimia untuk membunuh pucuk-pucuk atau pemukul-ayun yang digerakkan mesin untuk membuang tumbuhan merayap dan gulma pemanen kentang dioperasikan.
2.       Pemanen Ketela Rambat Manis (Ubi Jalar)
Ubi jalar mempunyai batang berbelit-belit yang panjang, yang menyebabkan sulitnya pemanenan secara mekanik. Untuk itu, batang-batang tersebut perlu dipotong dan diambil dari guludan sebelum mesin dapat digunakan dengan berhasil untuk menggali ubi jalar. Sejumlah peralatan pemotong batang menjalar atau pembuang batang yang membelit sudah dicoba dengan hasil yang bermacam-macam. Mesin pembuang batang menjalar yang berhasil harus dapat mengambil batang dengan tanah setebal sekitar 1 inci (2,5 cm) dari larikan guludan. Pemanen tanaman pakan tipe pemukul dapat digunakan jika pemukul terbuat dari karet dan dipotong untuk disesuaikan dengan kontur larikan guludan. Pemotong jerami putar atau pemangkas padang penggembalaan yang dilengkapi dengan roda pengatur, dapat melaksanakan pekerjaan yang baik untuk mencukur bagian atas larikan guludan.
Perkakas semacam bajak singkal yang biasa atau pembongkar tengah guludan dengan batang-batang telah secara luas digunakan. Beberapa tipe pemanen yang dihela dan digerakkan oleh traktor sekarang banyak dibuat dan digunakan.
3.       Pemanen Bit Gula
Bit gula ditanam di bawah kondisi tanah dan iklim yang berbeda-beda. Faktor-faktor ini menyebabkan akar dan bagian atas berkembang secara berlainan di daerah yang berlainan, yang menyebabkan sulitnya untuk menyesuaikan mesin terhadap tipe pertumbuhan, tanah, dan keadaan gulma yang berbeda-beda untuk memenuhi keinginan para penanm bit.
Pemanen bit dapat dipasang pada traktor, dihela di belakang traktor, atau bersifat swagerak. Mekanisme dalam ketiga tipe tadi adalah digerakkan oleh pengambil daya. Tersedia ukuran untuk satu, dua, tiga, dan enam larikan. Pemanen dijalankan mencapai 24,5-5 mil/jam (3,6-8,0 km/jam) dan dapat memanen hingga 25-30 akre (10,1-12,1 ha atau lebih) per hari.
Pemanen terpadu bit merupakan pemanen mesin dilengkapi dengan sabuk sortasi sehingga batu-batu dan gumpalan kotoran yang keras dan besar dapat dibuang dengan tangan (manual). Beberapa pemanen bit mempunyai elevator yang menumpahkan bit langsung ke dalam bak truk, sedang lainnya menempatkan bit dalam suatu tangki pada mesin. Bila tangki telah penuh, tangki dibongkar dengan suatu elevator tangga rantai.
4.       Pemanen Kacang Tanah
Pemanenan kacang tanah pada umumnya merupakan suatu pekerjaan tiga tahap, yaitu: 1) akar tunggang dipotong dan tanah di sekitar tanaman dilonggarkan; 2) batang tanaman dan polog dicabut dari tanah, dilewatkan suatu pengocok untuk menghilangkan tanah yang lepas, dan dikumpulkan dalam hamparan jemuran; dan 3) hamparan jemuran kacang tanah dan batang dipungut dan dilewatkan suatu pemetik atau perontok untuk memisahkan polong dan batangnya.
Tahap 1 dan 2 di atas biasanya dilakukan dalam satu pekerjaan, sebab peralatan untuk menggali dan mengibaskan batang tanaman dikerjakan oleh traktor yang sama. Batang tanaman ditinggalkan dalam hamparan jemuran selama 3-10 hari sebelum tahap 3 atau perontokan dilaksanakan. Kacang tanah telah digali dan dirontokkan dalam satu pekerjaan, tetapi masih memerlukan waktu yang lebih lama untuk keringnya polong dan kualitasnya masih di bawah standar.
a.       Penggali Kacang Tanah
Kacang tanah mempunyai sebuah akar tunggang di pusat. Beberapa wavietas mempunyai geragih yang memencar sejauh 8-12 inci (20,3-30,5 cm) dari akar tunggang, dan mungkin terdapat buah polong di bawah seluruh tanaman. Varietas yang lain tidak mempunyai geragih, dan polongnya terdapat sebagai berkas pada akar serabut dekat akar tunggangnya.
Penggalian kacang tanah memerlukan sebuah pisau panjang yang dipasang cukup mendatar dengan mata pisaunya memanjang ke belakang dengan sudut sekitar 30o. pisau dipasang untuk berjalan kira-kira dengan kedalaman 2 inci (5,1 cm) di bawah tanaman untuk memotong akar tunggang dan melonggarkan tanah di sekitar polong-polong. Pisau untuk menggali dua larikan biasanya dipasang di tengah traktor. Beberapa petani kacang tanah menggunakan dua setengah penggaruk pendangir untuk menggali kacang tanah. Pisau dan lempeng penggaruk distel sedemikian sehingga pisau itu memanjang menuju satu sama lain untuk membantu sebagian penjemuran batang tanaman. Batang-batang besi dapat dipasang pada pisau dan pegangan pisau untuk membantu penjemuran batang tanaman dari kedua larikan.
b.       Pengocok Kacang Tanah
Kacang tanah yang akan dirontok dengan pemanen terpadu atau perontok stationer sedapat mungkin harus bebas dari kotoran. Untuk dirontok dengan pemanen terpadu, empat sampai enam larikan dihamparkan untuk dijemur bersama. Garpu penggaruk rumput kering yang melempar rumput ke samping telah digunakan secara luas untuk menjemur dan mengaduk kacang tanah. Jenis pekerjaan ini sangat berat bagi penggaruk yang menyampaikan rumput ke samping yang menyebabkan aus yang berlebihan dan patahnya suku-suku (komponen). Batang kacang tanah terdapat dalam keadaan yang kusut dan hamparan kacang tanah menjadi terlalu kompak untuk pengeringan yang cepat.
Peralatan khusus telah dikembangkan yang mengangkat, mengocok, dan meletakkan batang tanaman dalam hamparan yang relatif ringan dan tidak kusut. Ada sejumlah mesin yang tersedia untuk mengangkat dan mengocok kacang tanah.  Ada juga yang menggali, mengocok, dan melemparkan batang kacang tanah secara terbalik (bagian pucuknya di bawah) ke hamparan jemuran. Pengujian di Alabama menunjukkan bahwa suatu pengocok kacang tanah harus mempunyai lebar sekitar 54 inci (137,2 cm) untuk menangani kacang tanah yang bergeragih, yang larikannya dibuat berjarak 34-36 inci (86,4-91,4 cm). Pengocok harus dirancang untuk dapat mengangkat kacang tanah setinggi sekitar 48 inci (121,9 cm) agar dapat mengocok dan menjemur kacang tanah secara efektif.
c.       Perontok dan Pemetik Kacang Tanah
Pada umumnya terdapat dua tipe mesin untuk memisahkan kacang tanah dari batangnya. Mesin itu diklasifikasikan menurut tipe gigi yang digunakan pada silinder dan dinamakan perontok (thresher) dan pemetik (picker). Perontok mempunyai gigi lurus biasa serupa dengan yang digunakan perontok padi-padian kecuali bahwa gigi-gigi itu lebih berjauhan pada batang silinder dan batang cekung. Pemetik mempunyai gigi pegas baik pada batang silinder maupun pada batang cekung.
d.      Pemanen Terpadu Kacang Tanah
pemanen kacang tanah terpadu mencakup semua ciri-ciri perontok kcang tanah dengan tambahan suatu kombinasi peluncur pemetik-penyalur. Stokes dan Reed dalam Smith dan Wilkes (1996) menyatakan bahwa:
“Dua tahap yang paling genting dalam memanen terpadu kacang tanah adalah pencabutan dari tanah dan memasukkannya ke dalam unit pemetik, dan mendapatkan polong ke luar dari rending (tanaman/batang kacang tanah yang kering). Kecepatan unit pemetik ditemukan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap kehilangan kcang tanah dari hamparan jemuran. Bila kecepatan pinggir ujung gigi pada pemetik adalah lebih tinggi daripada kecepatan majunya pemanen terpadu, ada kecenderungan untuk memisah-misah hamparan jemuran dan menyebabkan polong terlepas dan jatuh atau ada kecenderungan bagi gigi untuk merobek hamparan dengan melepaskan polong-polongnya. Dengan mengurangi kecepatan unit pemetik pada suatu mesin dari 87 menjadi 40 putaran per menit mengurangi kehilangan kacang tanah sekitar 10 %. Ini menyebabkan kecepatan pinggir silinder pemetik kurang lebih sama dengan kecepatan majunya pemanen terpadu. Memisahkan polong dari rending bukan masalah yang sulit bagi unit pemetik yang biasa digunakan dalam pemanen terpadu, jika unit dilengkapi dengan suatu kap penutup di atas pembuangan rending untuk mencegah agar angin buritan tidak mempengaruhi bekerjanya. Namun demikian, ditemukan bahwa rending cenderung untuk mengumpul pada rak beberapa pemanen terpadu padi-padian yang telah diubah. Kcang tanah dibawa di atas rak dalam berkas-berkas. Banyaknya bahan asing yang tertinggal pada kacang tanah berbeda-beda menurut penyetelan dan harus dijaga dalam batas-batas yang diinginkan pada semua tiga tipe mesin tersebut.”
Pemanen terpadu swagerak tersedia untuk mengambil hamparan jemuran kacang tanah. Mesin ini dilengkapi dengan alat untuk pengepakan dalam karung dan mempunyai mesin bensin industri sebagai penggerak. Kacang tanah yang digarap dengan pemanen terpadu mempunyai kadar air yang tinggi dan harus dikeringkan sebelum penyimpanan.
Soal Latihan dan Jawaban
1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan hand raking dalam panen padi-padian!
Jawaban:
Perontokan biji dari jerami atau bagian tanaman lainnya menggunakan tangan (hand raking).
2.      Jelaskan keunggulan dari mesin pemanen-perontok terpadu padi-padian!
Jawaban:
Mesin pemanen-perontok terpadu atau ‘combine’ memotong bulir-bulir tanaman yang berdiri, merontok, dan membersihkan gabah sambil berjalan di lapangan, sehingga ia dapat menggantikan dan meniadakan alat-alat pengikat buliran, pemotong, perontok stationer, dan pekerjaan yang melelahkan seperti menjemur dan menimbun buliran serta mengangkut ikatan-ikatan
3.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan pemetik jagung!
Jawaban:
Sejumlah faktor yang mempengaruhi efisiensi pemetik jagung. Beberapa di antaranya adalah:
a.       Sifat tanaman yang meliputi: 1) varietas atau bastar (hibrida) yang cocok untuk pemanenan dengan mesin; 2) batang yang tegar yang berdiri tegak dan tidak patah dan rebah; 3) keadaan batang; 4) ketinggian tongkol dan batang; 5) ketegaran (kekakuan) tangkai tongkol; 6) ukuran tongkol-tongkol yang besar mengurangi kehilangan dalam pemipilah; 7) sifat sukar dipipil mengurangi kehilangan; dan 8) kelobot yang tebal dan ketat pada tongkol cocok untuk pemetikan tapi tidak untuk pengupasan.
b.       Faktor mekanik yang meliputi: 1) jenis (sifat) permukaan rol pemetik; 2) pengaturan jarak pemisah antara rol-rol pemetik; 3) pengatur waktu rol-rol pemetik; 4) laju berjalan; 5) jenis penyambungan gerbong; dan 6) pengaturan pemisah untuk memungut batang yang rebah.
c.       Faktor-faktor yang lain meliputi: 1) ketepatan waktu pemanenan: kehilangan di lapangan lebih sedikit bila pemanenan dilakukan lebih dini; 2) kehati-hatian operator; 3) keadaan cuaca; 4) kebersihan lapangan: ketiadaan gulma dan rumput yang tinggi; 5) panjang larikan; dan 6) jarak antarlarikan yang cocok untuk mesinnya.
4.      Jelaskan perbedaan antara alat pemanen kapas jenis perenggut (stripper type) dan jenis pemetik (picker type)!
Jawaban:
Alat pemanen kapas jenis perenggut (stripper type) mengambil buah kapas dalam keadaan utuhnya dari tanaman sedangkan jenis pemetik (picker type) hanya mengambil biji-biji kapas yang berambut.
5.      Sebutkan tiga tipe mesin pemanen terpadu dua larikan untuk kentang!
Jawaban:
Mesin untuk dua larikan dapat dibagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1) apron dua unit atau apron terbuka; 2) apron dua baris atau apron mulut terbuka atau apron bersambung; dan 3) kombinasi penggali-pembersih-penggerak atau pemuat ke dalam karung pemuat (loader).
6.      Jelaskan kesulitan yang sering ditemui dalam pemanenan ubi jalar secara mekanis!
Jawaban:
Ubi jalar mempunyai batang berbelit-belit yang panjang, yang menyebabkan sulitnya pemanenan secara mekanik. Untuk itu, batang-batang tersebut perlu dipotong dan diambil dari guludan sebelum mesin dapat digunakan dengan berhasil untuk menggali ubi jalar. Sejumlah peralatan pemotong batang menjalar atau pembuang batang yang membelit sudah dicoba dengan hasil yang bermacam-macam. Mesin pembuang batang menjalar yang berhasil harus dapat mengambil batang dengan tanah setebal sekitar 1 inci (2,5 cm) dari larikan guludan. Pemanen tanaman pakan tipe pemukul dapat digunakan jika pemukul terbuat dari karet dan dipotong untuk disesuaikan dengan kontur larikan guludan. Pemotong jerami putar atau pemangkas padang penggembalaan yang dilengkapi dengan roda pengatur, dapat melaksanakan pekerjaan yang baik untuk mencukur bagian atas larikan guludan.
7.      Carilah luasan panenan bit gula per hari (satuan hektar) jika kecepatan pemanen yang dipasang pada traktor adalah 1,0-2,22 m/dt!
Jawaban:
Berdasarkan hasil sejumlah penelitian, pemanen bit gula dapat dijalankan hingga kecepatan mencapai 24,5-5 mil/jam (3,6-8,0 km/jam) dan dapat memanen 25-30 akre (10,1-12,1 ha atau lebih) per hari. Karena kecepatan 1,00-2,22 m/dt setara atau sama dengan (3,6-8,0 km/jam) sehingga langkah selanjutnya adalah tinggal mengkonversi 25-30 akre ke satuan hektar.
Diketahui:
1 ha = 2,47104 acre atau 1 acre = (1/2,47104) ha = 0,40469 ha.
25 acre = 25 x 0,40469 ha = 10,1173 ha (pembulatan 10,12 ha)
30 acre = 30 x 0,40469 ha = 12,1407 ha (pembualatan 12,14 ha)
Jadi, kecepatan pemanen bit gula yang dipasang pada traktor sebesar 1,00-2,22 m/dt, dapat meghasilkan luasan panenan sebesar 10,12-12,14 ha per hari.
8.      Sebutkan dan jelaskan tiga tahap dalam pemanenan kacang tanah!
Jawaban:
Pemanenan kacang tanah pada umumnya merupakan suatu pekerjaan tiga tahap, yaitu: 1) akar tunggang dipotong dan tanah di sekitar tanaman dilonggarkan; 2) batang tanaman dan polog dicabut dari tanah, dilewatkan suatu pengocok untuk menghilangkan tanah yang lepas, dan dikumpulkan dalam hamparan jemuran; dan 3) hamparan jemuran kacang tanah dan batang dipungut dan dilewatkan suatu pemetik atau perontok untuk memisahkan polong dan batangnya.
Daftar Pustaka
Daywin, F. J., R. G. Sitompul, dan I. Hidayat, 1999. Mesin-mesin budidaya pertanian di lahan kering. Bogor, Jawa Barat: Academic Development of the Graduate Program, The Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Institut Pertanian Bogor. JICA-DGHE/IPB Project/ADAET: JTA: 9a(132).
Smith, H. P. dan L. H. Wilkes, 1996. Mesin dan peralatan usaha tani. Edisi keenam, cetakan kedua. T. Purwadi, penerjemah. G. Tjitrosoepomo, editor.  Judl asli: Farm machinery and equipment. Sixth edition (Harris Pearson Smith, 1976). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press (Anggota IKAPI).
Soenarto, D, P. Gardjito, M. Makbul, V. L. Tjandrakirana, dan K. Hidajat, 1969. Mekanisasi pertanian. Djakarta: PT. Soeroengan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar