MODUL 6:
ALAT DAN MESIN PEMANENAN
Kompetensi Khusus:
Setelah mempelajari Modul 6, mahasiswa diharapkan
dapat mengenal dan menjelaskan prinsip kerja alat dan mesin pemanenan padi,
jagung dan umbi-umbian.
|
Pendahuluan
Pemanenan merupakan sebuah proses untuk memetik,
mencabut, dan/atau memotong bagian tanaman yang bernilai ekonomis, yang
selanjutnya untuk dikonsumsi, disimpan, ataupun dipasarkan. Akan tetapi,
sebelum tanaman biji-bijian hasil panen dapat disimpan atau dipasarkan, biji atau
bagian tanaman hasil panen tersebut harus dipisahkan lebih dahulu dari
tangkainya, seperti jerami pada padi, jagung dari tongkolnya, kedelei dari
pohonnya, kapas dari tangkainya, dan sebagainya. Mesin-mesin yang berbeda
diperlukan untuk memisahkan biji dari bagian tanaman yang mengikatnya, sesuai
dengan jenis tanaman yang dipanen.
Selama berabad-abad, prosedur dan cara pemanenan
biji-bijian (jagung, kapas, dan lain-lain), dilakukan secara manual menggunakan
tangan, sabit, alat babat panjang (scythe),
babat dengan rambang (cradle), dan
peralatan yang seadanya lainnya. Kemudian, dirontok dengan diinjak-injak atau
dibanting lalu dipisahkan biji dari jerami atau bagian tanaman lainnya dengan
tangan (hand raking) atau dengan
menampi dan hembusan angin (windrowing).
Namun saat ini, kebanyakan negara maju telah menggunakan
alat combine-harvester thresher, yang
umum dikenal dengan nama grain-combine.
Peralatan lain adalah statinonary-thresher
yang secara prinsip mirip dengan grain-combine,
hanya saja ada tambahan straw-stacker.
Alat dan Panen
Padi-padian
1. Sejarah
Perkembangan Pengikat dan Perontok
Menurut Smith dan Wilkes (1996), cara panen padi-padian
pada saat dulu dengan dipotong dengan sabit dimana sebelumnya tanaman yang akan
dipanen diikat jadi satu ikatan, lalu ikatan-ikatan tersebut dibawa ke suatu
mesin perontok yang stationer, dan hasil perontokan tersebut dimasukkan dalam
karung. Penuai tangan ini digunakan di Eropa dan Amerika sampai digunakannya
mesin-mesin yang dihela kuda. Sabit bertangkai panjang masih dikembangkan
menjelang akhir masa penjajahan pada kedua wilayah tersebut. Sabit dengan
rangka baru mulai diperkenalkan antara tahun 1776-1800. McCormick menyatakan
bahwa ia telah memamerkan penuai yang dihela kuda yang pertama kali pada tahun
1831, tetapi belum mendapatkan paten hingga tahun 1834. Obed Hussey
memperkenalkan suatu paten untuk suatu penuai di tahun 1833. McCormick
selanjutnya mulai membangun mesin dalam tahun 1845 dan sekitar 800 telah
dihasilkan hingga tahun 1848.
Penuai yang menggaruk sendiri (self-raking) muncul sekitar tahun 1854. Suatu anjungan untuk
pengikatan dengan tangan diperkenalkan kira-kira pada tahun 1850. Mekanisme
pengikatan dengan kawat secara mekanik yang pertama diperkenalkan dalam tahun
1873. Pengikat dari benang diperkenalkan pada tahun 1880, tetapi baru pada
tahun 1892, Appleby memperoleh paten untuk pembuatan simpul benang. Pengikat
padi-padian yang dihela kuda digerakkan di tanah. Mesin tambahan dipasang pada
beberapa pengikat sekitar tahun 1920. Pengikat yang digerakkan oleh pengambil
daya diperkenalkan pada akhir tahun 1920-an.
Rogin yang mengutip pendapat William Darling yang
menyatakan bahwa: “Di Bedford County, Pennsylvania, di tahun 1929 padi-padian
biasanya masih dirontok dengan alat pemukul.” Banyak padi-padian pada akhir
tahun 1930-an dirontok dengan cara diinjak-injak oleh kuda. Paten awal perontok
diberikan kepada Hiram A. dan John A. Pitts pada 29 Desember 1837. Pembuatan
perontok Case bermula di Racine, Wisconsin, dalam tahun 1844. Menjelang tahun
1900, perontok-perontok dilengkapi dengan penyuap sendiri, pisau pemotong
bentuk sabuk, penimbang, dan penimbun jerami dengan angin.
2. Perkembangan
Mesin Pemanen Terpadu
Paten untuk apa yang disebut dengan gabungan
pemanen-perontok diberikan kepada Samuel Lane pada tahun 1928. Dalam tahun
1854, 600 akre gandum di Alameda County, dipanen dengan mesin pemanen terpadu
California, tetapi metodenya belum betul-betul dimulai di tempat itu sampai
tahun 1880. Salah satu pabrik tertua pembuat mesin pemanen terpadu yang dihela
dan digerakkan kuda adalah Stockton Combined Harvester and Agricultural Works
di California. Mesin pemanen terpadu yang dihela fraksi uap diperkenalkan dalam
tahun 1890-an. Beberapa di antara mesin-mesin itu dilengkapi dengan pemotong
bulir berukuran 42 kaki (12,8 m) dan dikatakan dapat memaneni antara 90-125
akre (36,4-50,6 ha) dalam sehari.
Mesin pemanen terpadu yang dihela traktor bensin
diperkenalkan secara besar-besaran di daerah gandum di bagian barat tengah AS,
sebagai akibat kurangnya tenaga buruh selama PD I, atau sekitar tahun 1916. Mesin
pemanen terpadu diperkenalkan pertama kali di Texas barat laut dalam tahun
1919, ketika tujuh mesin digunakan. Mesin pemanen terpadu swagerak
diperkenalkan secara komersial sekitar tahun 1938.
3. Mekanisme
Kerja Mesin Pemanen Terpadu
Mesin pemanen-perontok terpadu atau ‘combine’ memotong
bulir-bulir tanaman yang berdiri, merontok, dan membersihkan gabah sambil
berjalan di lapangan. Oleh sebab itu, mesin ini menggantikan dan meniadakan
dari pemanenan alat-alat pengikat buliran, pemotong, perontok stationer, dan
pekerjaan yang melelahkan seperti menjemur dan menimbun buliran serta
mengangkut ikatan-ikatan. Pemanen terpadu ini disesuaikan untuk memanen semua
padi-padian, kedelei, cantel, padi, dan tanaman biji-bijian lainnya.
4. Jenis-jenis
Mesin Pemanen Terpadu
Ada 2 (dua) jenis mesin pemanen terpadu, yaitu jenis
tarikan atau ditarik traktor dan jenis swagerak (memiliki sumber tenaga sendiri
atau otomatis). Pemanen terpadu tarikan dihela oleh sebuah traktor. Yang
berukuran lebih kecil digerakkan oleh pengambil daya dari traktor, sedangkan
yang berukuran lebih besar mempunyai mesin tambahan yang dipasang pada pemanen
untuk menggerakkannya. Pemanen jenis ini mempunyai lebar potongan yang berkisar
antara 4-8 kaki (1,2-2,4 m) untuk yang berukuran kecil dan 10-24 kaki (3,0-6,1
m) untuk yang lebih besar ukurannya. Pengumpul di setiap ujung batang pemotong
memungkinkan rata-rata mesin pemanen untuk memotong suatu jalur selebar 6-9
inci (15,2-22,9 cm) yang lebih lebar daripada panjang batang pemotong
sebenarnya.
Mesin pemanen swagerak digerakkan oleh sejenis tipe
mesin untuk industry dengan daya 60-150 tenaga kuda. Pemanen ini dijalankan
oleh satu orang karena mesin ini mudah dijalankan dan diangkut dari satu
lapangan ke lapangan lain ataupun di atas jalan raya. Suatu jalur tanaman yang
akan dipanen dapat direncanakan tanpa kehilangan butir-butir gabah. Belokan
yang tajam dapat dilakukan untuk mengikuti pematang sawah.
Mesin pemanen ini juga dilengkapi dengan perseneling
untuk perpindahan gigi atau pengatur kecepatan yang berbeda-beda seperti
penggerak hidrostatik, untuk memberikan kecepatan di lapangan dan di jalan
sesuai yang diinginkan. Mesin ini juga dilengkapi dengan perseneling untuk
mundur. Pemanen padi-padian swagerak dapat diperoleh dengan ukuran untuk
pemotongan jalur selebar 6-22 kaki (1,8-6,7 m).
5. Fungsi
yang Ditampilkan Mesin Pemanen Terpadu
Fungsi operasional dasar mesin pemanen terpadu dapat
dibagi sebagai berikut: 1) memotong buliran pada tanaman yang masih berdiri; 2)
menyalurkan bulir-bulir yang terpotong ke silinder; 3) merontokkan gabah dari
tangkai atau batangnya; 4) memisahkan gabah dari jerami; 5) memisahkan gabah
dengan cara membuang sekam dan benda asing; dan 6) memisahkan gabah dari
pemanen ke tangki dan dari tangki ke truk.
a. Mekanisme
Pemotong
Bulir-bulir di lapangan ditangani oleh
suatu batang pemotong dan suatu penggulung untuk menyapu bulir-bulir kembali ke
atas suatu terpal atau meja ulir atau anjungan. Seluruh rakitan itu disebut header (pemenggal bulir). Pisaunya
biasanya membentang sepanjang lebar batang pemotong, yang berkisar 4-22 kaki
(1,2-6,7 m). Bagian ini biasanya dioperasikan oleh sebuah batang sambung
berlengan-ayun yang membabat selebar 6 inci (15,2 cm) di antara dua pelindung. Mata
pisau bergerigi. Pada beberapa pemanen terpadu, mekanisme pemotong atau
pemenggal bulir dapat dibuat bersudut untuk memanen di lahan yang miring.
Penggulung ditempatkan di atas batang
pemotong dan mempunyai diameter yang berkisar dari 40-60 inci (101,6-142,4 cm).
Penggulung ini mempunyai empat atau enam penyapu. Dalam keadaan tertentu,
cabikan kanvas atau karet ditambahkan pada penyapu untuk membantu menyapu
kembali bahan yang telah terpotong ke atas meja atau anjungan.
b. Mekanisme
Pemotong
Mekanisme perontokan, yang memisahkan
gabah dari tangki, terutama terdiri atas silinder yang berputar dan
cekungan-cekungan. Suatu penyalur pemukul biasanya ditempatkan di depan silinder
dan di ujung atas dari penyalur-pengangkut untuk membantu penyalur-pengangkut
dalam memasukkan bulir-bulir ke mekanisme perontokan. Kebanyakan pemanen
terpadu dilengkapi dengan silinder jenis batang parut dan cekungan. Gabah
dilepaskan dari tangkainya tanpa pemotong merang yang berarti.
Pada pemanen terpadu kecil jenis
sekali lewat, silinder dan cekuangannya membentang hampir di seluruh lebar
batang pemotongnya, sedang pada mesin yang lebih besar, silinder dan
cekungannya hanya selebar sekitar 30 inci (76,2 cm) dengan diameter 18-24 inci
(45,7-61,0 cm). Semua mesin memliki pengatur cekungan terhadap silinder.
Kecepatan tepi pemanen terpadu berkisar dari 2000-7000 putaran per menit,
tergantung pada jenis tanaman dan keadaannya.
c. Mekanisme
Pembersih
Fungsi unit ini untuk membuan sekam
dan bahan dari luar lainnya dari gabah. Ini diperoleh dengan melewatkan gabah
yang belum dibersihkan di atas sederetan ayakan dan sringan yang bergoyang dan
melalui alat-alat ini, arus udara dipaksakan oleh sebuah kipas. Berbagai jenis
ayakan dan saringan yang berbeda-beda tersedia untuk berbagai amcam tanaman. Bulir-bulir
yang gabahnya belum dirontokkan, yang disebut tailings (sisa bulir), jatuh ke dalam sebuah gurdi ulir yang
menyampaikan sisa-sisa bulir tadi ke sebuah elevator yang pada gilirannya
meneruskan bahan ke atas untuk dirontok kembali oleh silinder.
6. Syarat
Rancangan Dasar bagi Pemanen Terpadu
Carroll dalam
Smith dan Wilkes (1996) menyebutkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi
oleh sebuahs pemanen terpadu:
a. mudah
tidaknya untuk dicapai;
b. kesederhanaan,
dengan pengatur yang lebih gampang dan lebih sederhana;
c. mudahnya
pengendalian dengan sempurna dan kenyamanan bagi pengemudi;
d. kepasitas
untuk memanen segala masam hasil tanaman di bawah setiap keadaan yang dijumpai
di seluruh negara pananam padi di dunia;
e. bobot
yang lebih ringan dan kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan lebar
jalur pemotongnya;
f. kecepatan
kerja dari 0,5 mil/jam (0,8 km/jam) sampai maksimum 5,5 mil/jam (8,8 km/jam),
dengan kecepatan di jalan 7 mil/jam (11,3 km/jam);
g. daya
mesin yang cukup untuk mengatasi keadaan tanah yang sukar dan juga menjalankan
mekanisme pemanen terpadu;
h. penyebaran
bobot yang tepat untuk roda-roda;
i. kelengkapan,
penggerak, dan peralatan penanganan jerami; dan
j. peralatan
traksi yang perlu untuk sawah.
Alat dan Panen Jagung
1. Sejarah
Perkembangan Pemanen/Pemungut Jagung
Pemungut jagung diciptakan untuk pertama kali oleh
Quincy pada tahun 1850. William Watson dari Chicago menciptakan suatu pemetik
jagung tidak lama sesudah penemuan Quincy. Pemetik jagung jenis rol pemetik
dikembangkan oleh pabrik sekitar tahun 1874, tetapi tidak dipatenkan sampai
sekitar 10 tahun kemudian. Rol-rolnya dipasang dalam kedudukan condong. Oleh
karena perkembangan penggunaan pengikat jagung (corn binder), minat terhadap pemungut jagung ketinggalan sampai
tahun 1920, sewaktu pabrik-pabrik memperkenalkan beberapa mesin baru. Pemungut
jagung buatan yang terdahulu digerakkan dari tanah dengan suatu roda putar yang
besar. Pemungut jagung yang ditarik traktor, digerakkan oleh pengambil daya (power-take off atau PTO) dan pemungut
jagung yang dipasang pada traktor diperkenalkan sekitar tahun 1930. Sedangkan
pemetik jagung swagerak muncul sekitar tahun 1950.
2. Mekanisme
Kerja Pemanen Jagung
Smith dan Wilkes (1996) mengemukakan bahwa pemungut
jagung adalah suatu mesin untuk satu atau dua larik yang dilengkapi dengan rol
pemetik untuk mengambil tongkol jagung dari batang yang masih berdiri.
Mengingat bahwa pemetik jagung merupakan penghemat waktu dan tenaga kerja, maka
peralatan ini digunakan secara luas (di AS) untuk menggantikan cara pemanenan
dengan tangan yang berat dan lambat. Untuk menjalankan baik mesin yang satu,
dua maupun empat larikan, cukup dijalankan oleh satu orang saja. Bantuan
tambahan mungkin diperlukan untuk mengangkut jagung dan menuangkannya ke dalam
wadah.
Kebanyakan mesin pemanen tidak memotong batangnya dari
tanah. Sisi-sisi pengumpul dan rantai-rantai memandu batang memasuki mulut di
antara rol pemetik yang berputar ke bawah, yang menjepit dan mematahkan tongkol
dari batang. Tongkol jagung tadi dibelokkan ke dalam suatu sistem elevator yang
membawanya ke suatu gerobak atau kereta gandengan yang dihela atau di samping
atau di belakang mesin. Tongkol-tongkol dapat pula dilepas, dikupas, dan
dipipil dalam suatu operasi lanjutan.
3. Jenis-jenis
Pemetik Jagung
Mesin-mesin pemanen tongkol jagung diperoleh dalam tiga
cara yang berbeda. Mesin yang paling sederhana memetik tongkol dari batangnya
tanpa mambuang sarung (kelobot), yang dinamakan snapper. Di Corn Belt (daerah penanaman jagung di AS), kebanyakan
mesin pemungut dilengkapi alat pengupas kelobotnya, yang dinamakan pemungut-pengupas
(picker-husker). Perkembangan yang lebih baru adalah suatu mesin yang
memetik dan sekaligus memipil jagung di lapangan, yang dinamakan
pemetik-pemipil (picker-sheller).
Tipe keempat atau yang terbaru adalah picker-chopper, yang mulai diintroduksi pada tahun 1954, pertama-tama
memisahkan tongkol dari batang jagung dan menempatkan dalam wagon di belakang
mesin. Batang jagung lalu dipotong dan dimasukkan ke dalam forage-chopper cutter head
yang konvensional, untuk dirajang. Hasil rajangan dapat dibuang di atas tanah lalu
dicampur dengan tanah atau dimasukkan ke dalam truk atau wagon yang bergerak di
samping mesin panen. Unit pengambilan tersebut bersifat tempelan (attachment) pada mesin field chopper (Daywin et al 1999).
Namun demikian, pada umumnya pemetik jagung digolongkan
menurut jumlah larikan yang dipanen dan cara mesin tersebut digandengkan pada
traktor. Jenis yang dihela dan digandengkan/dipasang pada traktor,
masing-masing mempunyai kelebihan maupun kekurangannya. Jenis hela adalah unit
mesin yang dengan mudah dapat dipasang dan dilepaskan dari traktor. Namun
demikian, dengan mesin ini operator harus seringkali melihat ke belakang dank e
samping untuk mengawasi jalannya mesin. Paling tidak tiga larikan jagung tak
dapat dipetik dan rusak terlindas traktor dan gerobaknya sewaktu membuka jalan
melintas lapangan.
Pada jenis yang dipasang pada traktor, diperlukan waktu
untuk memasang mesin, dan traktornya tak dapat dengan mudah digunakan untuk
pekerjaan lain pada waktu mesin sedang dipasang. Tetapi, dengan mesin yang
dipasang pada traktor, operator dapat mengemudikan traktornya dan mengawasi
mesin tanpa harus mamutar lehernya. Dengan mesin pemetik jenis ini pun suatu
jalan dapat dibuka melalui lapangan, tanpa merusak lebih banyak larikan
tanaman. Gerobak atau gandengannya dihela di belakang mesin.
Ada pula pemanen terpadu (combine) yang dilengkapi dengan suatu alat dengan kepala pemetik
jagung untuk delapan larikan. Tongkol-tongkol dimasukkan ke dalam silinder
perontok, tempat jagung itu dipipil. Kelobot dan janggelnya ke luar melewati
rak jerami, sedangkan jagung yang sudah terpipil mengalir melewati unit
pembersih ke atas menuju tangki biji. Dalam keadaan yang menguntungkan dan
hasil panenan yang tinggi, satu mesin pemanen terpadu yang besar dengan alat
pemetik untk empat larikan dapat memanen 3000-4000 gantang jagung setiap hari.
Pemetik-pemipil jagung swagerak juga tersedia, tetapi
penggunaannya agak terbatas, sejak kelengkapan untuk jagung pada mesin pemanen
swagerak telah dikembangkan. Peralatan untuk memetik jagung pada mesin pemanen
terpadu dapat dibeli lebih murah daripada sebuah pemetik-pengupas-pemipil
jagung.
4. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penampilan Pemetik Jagung
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi efisiensi pemetik
jagung. Beberapa di antaranya adalah:
a. Sifat
tanaman yang meliputi: 1) varietas atau bastar (hibrida) yang cocok untuk
pemanenan dengan mesin; 2) batang yang tegar yang berdiri tegak dan tidak patah
dan rebah; 3) keadaan batang; 4) ketinggian tongkol dan batang; 5) ketegaran
(kekakuan) tangkai tongkol; 6) ukuran tongkol-tongkol yang besar mengurangi
kehilangan dalam pemipilah; 7) sifat sukar dipipil mengurangi kehilangan; dan
8) kelobot yang tebal dan ketat pada tongkol cocok untuk pemetikan tapi tidak
untuk pengupasan.
b. Faktor
mekanik yang meliputi: 1) jenis (sifat) permukaan rol pemetik; 2) pengaturan
jarak pemisah antara rol-rol pemetik; 3) pengatur waktu rol-rol pemetik; 4)
laju berjalan; 5) jenis penyambungan gerbong; dan 6) pengaturan pemisah untuk
memungut batang yang rebah.
c. Faktor-faktor
yang lain meliputi: 1) ketepatan waktu pemanenan: kehilangan di lapangan lebih
sedikit bila pemanenan dilakukan lebih dini; 2) kehati-hatian operator; 3)
keadaan cuaca; 4) kebersihan lapangan: ketiadaan gulma dan rumput yang tinggi;
5) panjang larikan; dan 6) jarak antarlarikan yang cocok untuk mesinnya.
5. Cara
Menghitung Kehilangan di Lapangan
Ada beberapa cara mudah untuk menghitung dengan cepat
banyaknya jagung yang hilang oleh pemetik jagung. Beberapa di antaranya adalah:
a. Dua
puluh biji jagung di setiap guludan atau 3,5 kaki (1,1 m) larikan adalah setara
dengan kehilangan 1 gantang jagung per akre.
b. Sebuah
tongkol yang berukuran bagus di setiap 40 guludan atau 133 kaki (40,5 m) adalah
setara dengan kehilangan 1 gantang jagung per hektar.
c. Kehilangan
jagung pipilan dapat ditentukan dengan menghitung butir per kaki persegi. Dalam
setiap gantang jagung berukuran rata-rata terdapat kira-kira 74.052 butir.
Karena setiap akre sama dengan 43.560 kaki persegi, maka kehilangan 1,7 butir
per kaki persegi adalah setara dengan kehilangan 1 gantang per akre. Jika jarak
antara dua larikan adalah 42 inci atau 3,5 kaki (1,1, m) dan ditemukan 25 butir
jagung dalam larikan sepanjang 6 kaki atau 3,5 inci (1,1 m), dan ditemukan 125
butir jagung dalam larikan sepanjang 6 kaki atau 3,5 E 6 = 21 kaki persegi
larikan, 125 : 21 = 5,95 butir per kaki persegi. Jadi, jagung pipilan yang
hilang per akre adalah 5,95 : 1,7 = 3,5 gantang.
d. Banyaknya
kehilangan tongkol jagung dapat ditaksasi dengan mengumpulkan tongkol-tongkol
di tanah sesuai pemanenan dalam 1/100 bagian satu akre dan mengalikan beratnya
dengan 100. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa petaknya telah dibersihkan
sedikit demi sedikit dari tongkol sebelum mesin pemetik jagung dioperasikan.
Alat dan Panen Kapas
1. Sejarah
Perkembangan Pemanen/Pemungut Kapas
Menurut Daywin et
al (1999), memanen kapas secara manual adalah pekerjaan yang amat berat,
yang dapat menyerap 50-80 % dari seluruh pekerjaan yang dibutuhkan oleh suatu
pertanaman atau usaha produksi kapas. Walaupun demikian, selama hampir 100
tahun berlalu, sejak mesin panen kapas yang pertama diciptakan, petani kapas
enggan memanen secara mekanis karena sejumlah alas an, antara lain: 1) banyak
tenaga kerja yang tersedia dan murah; dan 2) pada waktu itu, kapas yang dipanen
secara manual lebih bersih dibandingkan dengan proses secara mekanis. Akan
tetapi, sejak PD II, lebih-lebih di negara-negara maju seperti AS, tenaga kerja
sangat kurang, dan alat untuk memisahkan kapas dari biji dan kotoran-kotoran
lainnya telah dapat diciptakan, maka petani mulai tertarik untuk menggunakan
mesin panen kapas.
Hal yang senada dikemukakan oleh Smith dan Wilkes
(1996). Mereka menyatakan bahwa sejak waktu dikembangkan mesin pemanen/pemungut
kapas yang pertama kali, 100 tahun lebih sedikit telah berlalu sampai petani
mulai menggunakan mesin pemanen kapas secara terus menerus. Selama itu, ratusan
mesin pemanen kapas telah dipatenkan, dan beberapa di antaranya sekarang tak pelak
lagi akan melakukan pekerjaan secara memuaskan. Namun demikian, dalam masa
perkembangannya, ada sejumlah faktor yang menghambar penerimaan dan
penggunaannya. Petani kapas mempunyai suplai tenaga kerja yang cukup dan
relatif murah.
Kelangkaan burh selama PD II dan perkemabangan dalam
peralatan pemanenan dan pemisahan kapas dari biji memainkan peranan yang besar
dalam mengubah pandangan petani tentang memanen kapas dengan mesin. Pada tahun
1942, beberapa bal kapas dipanen dengan mesin pemungut percobaan. Dalam tahun
1953, ditaksasi bahwa telah tersedia sekitar 15.000 pemungut kapas dan 25.000
pemisah kapas dari biji yang bekerja secara mekanik. Mesin-mesin tersebut
memanen kira-kira 25 % dari 16 miliar bal kapas yang dihasilkan. Dalam tahun
1962, sekitar 60 % dari kapas yang ditanam di AS dipanen secara mekanik. Dalam
tahun 1973, praktis 100 % dipanen secara mekanik.
Paten yang diberikan pertama kali untuk suatu pemungut
kapas mekanik kepada S. S. Rembert dan J. Prescott dari Memphis, Tennessee, 10
September 1850. Selama abad berikutnya, banyak peralatan mekanik, pemetik, dan
elektrik telah dipatenkan. August Campbell memperoleh suatu paten pada 16 Juli
1895 untuk sebuah gelondong yang sudah terbukti merupakan prinsip dasar bagi
mesin pemungut kapas yang berhasil sekarang. “International Hervester Company”
memperoleh paten-paten Campbell di awal tahun 1920-an dan menghabiskan lebih
dari dua puluh tahun untuk mengembangkan mesin gelendong berduri yang
dipasarkan pada tahun 1942. Sekitar tahun 1932, kepada John dan Mack Rust
diberikan sebuah paten untuk suatu pemungut kapas yang menggunakan gelendong
halus dan lembab.
Suatu mesin pengembilan seluruh buah kapas dari
tanamannya dengan gerakan perenggutan dipatenkan oleh John Hughes dari New
Bern, Carolina Utara, 28 Maret 1871. Z. B. Sims dari Bonham, Texas, memperoleh
suatu paten pada 3 September 1872 utnuk suatu perenggut kapas jenis jari-jari
yang menyisir buah kapas dari tanaman. Mesin yang dipatenkan oleh W. H. Pedrick
dari Richmond, Indiana, 27 Januari 1874, merupakan yang pertama yang di
dalamnya digunakan rol berpaku berputar untuk mengambil buah kapas.
Beberapa perenggut kapas komersial yang dihela kuda
tersedia dari 1928 sampai 1931. Periode depresi dari 1932-1942 menyebabkan
adanya kesenjangan minat baik dari petani maupun dari dunia perdagangan. Dalam
tahun 1943, diperkenalkan mesin perenggut yang dipasang pada traktor untuk dua
larikan yang dilengkapi dengan dua buah roler baja. Dalam tahun 1944, Deere and
Company memperkenalkan suatu perenggut yang dipasang pada raktor untuk dua
lrikan yang dilengkapi dengan satu rol baja saja. Selama periode 1946-1953,
sedikitnya diperkenalkan tujun perenggut komersial tujuh pabrik.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa ada dua jenis kapas
pemanen kapas yang berbeda, yaitu jenis perenggut (stripper type), yang mengambil buah kapas dalam keadaan utuhnya
dari tanaman, dan jenis pemetik (picker
type) yang hanya mengambil biji-biji kapas yang berambut.
2. Perenggut
Kapas
Penggunaan perenggut kapas mekanik berskala usahatani
yang pertama adalah di Texas sekitar 1914. Petani tersebut menggunakan gerobak
seret sempit seperti kotak di antara larikan cantel untuk mengumpulkan malai
cantel. Cara ini disebut melucuti kapas (sledding
cotton). Pelucut kapas yang dihela kuda digunakan secara luas dari
1925-1931. Hanya sedikit yang digunakan selama periode depresi dari 1932-1942.
Penggunaannya ditinggalkan segera setelah munculnya perenggut yang dipasang
pada traktor dalam tahun 1943.
Jenis-jenis perenggut yang ada diklasifikasikan terutama
berdasarkan jenis alat perenggutnya, seperti yangd dengan rol ganda dengan
deretan sikat kasar nilon yang berselang-seling dan satu jalur berkaret yang
lentur dan jenis berjari banyak atau tipe sisir. Perenggut kapas dengan rol
ganda dapat dipasang di tengah-tengah traktor atau dapat bersifat swagerak.
Perenggut kapas jenis berjari atau tipe sisir dipasang di tengah-tengah traktor
atau dihela di belakang traktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan perenggut
kapas antara lain: 1) sifat tanaman; 2) tebal tanaman dalam larikan; 3) praktik
bercocok tanam; 4) jari-jari pemetik atau pengangkut cabang-cabanbg; 5) desian
perenggut; 6) sistem pengangkutan; 7) dan laju jalan.
3. Pemetik
Kapas
Walaupun perenggut kapas yang dibahas di atas tadi
merupakan tipe mesin pemanen kapas, tetapi kerjanya demikian berbeda dengan
pemetik kapas mekanik sehingga kedua tipe mesin tadi keduanya dapat dibedakan.
Pemetik kapas melakukan pekerjaan pemetik tangan sehingga hanya rambut-rambut
kapasnya saja yang diambil dari tanaman. Tipe-tipe pemetik digolongkan dalam
empat cara, yaitu berdasarkan: 1) cara pemasangannya; 2) jumlah larikan yang
dipanen; 3) ketinggian letak drum perikan; dan 4) tipe gelendong yang
digunakan.
Pembersihan kapas dari gelendong bisa dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya sebagai berikut. Bila gelendong bergigi meruncing
ditarik dari tanaman kapas dengan kapas membelit mengelilinginya, gelendong itu
berputar kira-kira 180o dan bersentuhan dengan sebuah silinder
pembersih piringan dengan permukaan berlapiskan karet yang menghilangkan kapas
dari gelendong. Kapas dijatuhkan pada jalan masuk sistem konveyor udara.
Gelendong-gelendong lurus ditarik dari tanaman dan
dibawa keliling oleh sabuk rantai ke sisi yang berlawanan, dimana gelendong
lewat di antara batang-batang perenggut yang menghilangkan kapas dari
gelendong. Kapas dibawa pergi oleh udara atau elevator mekanik.
Penggolongan umum faktor-faktor yang mempengaruhi
penampilan prenggut kapas mekanik juga berlaku untuk pemetik kapas mekanik,
yaitu: 1) sifat tanaman (pengguguran daun); 2) faktor-faktor mekanik; 3)
praktik bercocok tanam; dan 4) berbagai faktor lain (operator, dan sebagainya).
Penerapan faktor-faktor ini pada pemetik kapas dalam paling banyak hal adalah
berbeda dengan penerapannya pada perenggut kapas. Berikut idi disajikan data
mengenai banyaknya kapas baik yang ditinggalkan oleh pemetik mekanik pada
tanaman atau yang jatuh di tanah berbeda-beda menurut varietas kapasnya (Tabel 19.).
Tabel
19. Penampilan pemetik kapas mekanik
dalam memanen 10 varietas kapas, Brazos River Field Laboratory.
Varietas
|
Banyaknya
tanaman per acre
|
Kehilangan
oleh angin sebelum pemungutan dengan mesin
|
Kipas
yang hilang oleh pemetik
|
Hasil
pada tanaman sebelum pemetikan
|
Pemanenan
kapas dengan mesin
|
Persentase
kapas pada tanaman yang dipanen pemunya
|
|
Di
tanah
|
Pada
tanaman
|
||||||
Deltapine D-5
|
28.880
|
32
|
36
|
77
|
1.034
|
921
|
89,1
|
Empire
|
36.590
|
7
|
18
|
57
|
1.153
|
1.078
|
93,5
|
Texacala
|
25.483
|
11
|
40
|
129
|
1.051
|
882
|
88,9
|
Northern Star
|
23.653
|
10
|
25
|
70
|
859
|
764
|
83,9
|
Locket 140
|
41.295
|
39
|
51
|
90
|
892
|
751
|
84,2
|
Dortch
|
29.795
|
88
|
46
|
69
|
951
|
836
|
87,9
|
Lankart 57
|
21.170
|
3
|
26
|
112
|
791
|
653
|
82,6
|
Mebane
|
35.806
|
17
|
44
|
72
|
815
|
699
|
85,8
|
Hi-Bred
|
29.534
|
101
|
124
|
124
|
790
|
542
|
68,6
|
Stoneville
|
16.988
|
114
|
65
|
41
|
1.054
|
948
|
89,9
|
Seluruh bobot yang ditunjukkan
adalah pon bersih per acre.
Sumber: H. P. Smith and E. C.
Brown, Mechanical Harvesting of Cotton, mimeograph, Tax. Agr
Expt. Prog. Rpt. 1527, 1953 dalam Smith dan Wilkes (1996)
Alat dan Panen
Umbi-umbian atau Akar-akaran
1. Pemanen
Kentang
Umumnya pemanen kentang (diggers) dapat digolongkan sebagai mesin-mesin yang dihela traktor
untuk satu atau dua larikan. Mesin untuk dua larikan selanjutnya dapat dibagi
lagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1) apron dua unit atau apron terbuka; 2) apron
dua baris atau apron mulut terbuka atau apron bersambung; dan 3) kombinasi
penggali-pembersih-penggerak atau pemuat ke dalam karung pemuat (loader) yang termasuk pemanen terpadu
untuk kentang.
Pemanen satu larikan dihela di belakang traktor tetapi
apron pengangkat dan pengguncang digerakkan oleh pengambil daya. Sebuah poros
penggerak yang panjang membujur dari pengambil daya ke suatu bak perseneling
yang tertutup pada pemanen. Bak perseneling ini biasanya terdiri atas suatu
transmisi kecepatan tinggi tiga tingkat yang memungkinkan elevator dioperasikan
pada kecepatan yang cocok dengan kondisi lapangan.
Ada beberapa tipe penggali, dimana lempeng (blade) dimasukkan cukup dalam untuk
mengeduk kentang yang tertimbun ke atas. Massa seluruh tanah dan kentang
disampaikan ke rantai elevator yang berjalan dengan diaduk-aduk ke atas dank e
bawah oleh sprocket yang diperpanjang
pada setiap sisi rantai. Pengadukan ini membuang tanah yang lepas melewati mata
rantai, yang biasanya terpasang berselang-seling, yaitu satu mata rantai adalah
tinggi sedang mata rantai yang berikutnya dipasang rendah. Sabuk rantai dapat
disusun sebagai sabuk yang kontinu dari depan ke belakang, atau dapat dibagi
menjadi dua bagian.
Pemanen dua larikan terdiri atas dua perangkat lempeng
penggali dan sabuk pengguncang konveyor. Unit keseluruhan biasanya digerakkan
oleh pengambil daya, tetapi beberapa mesin mungkin dilengkapi dengan sebuah
mesin tambahan. Beberapa mesin dua larikan menjatuhkan kentang ke atas tanah
sedang yang lainnya enyampaikan kentang ke dalam tangki pada mesin atau sebuah
truk yang berjalan mengikuti di samping pemanen. Kedalaman lempeng penggali
dikendalikan oleh silinder-silinder hidraulik.
Kebanyakan pemanen kentang menggunakan bahan kimia untuk
membunuh pucuk-pucuk atau pemukul-ayun yang digerakkan mesin untuk membuang
tumbuhan merayap dan gulma pemanen kentang dioperasikan.
2. Pemanen
Ketela Rambat Manis (Ubi Jalar)
Ubi jalar mempunyai batang berbelit-belit yang panjang,
yang menyebabkan sulitnya pemanenan secara mekanik. Untuk itu, batang-batang
tersebut perlu dipotong dan diambil dari guludan sebelum mesin dapat digunakan
dengan berhasil untuk menggali ubi jalar. Sejumlah peralatan pemotong batang
menjalar atau pembuang batang yang membelit sudah dicoba dengan hasil yang
bermacam-macam. Mesin pembuang batang menjalar yang berhasil harus dapat
mengambil batang dengan tanah setebal sekitar 1 inci (2,5 cm) dari larikan
guludan. Pemanen tanaman pakan tipe pemukul dapat digunakan jika pemukul
terbuat dari karet dan dipotong untuk disesuaikan dengan kontur larikan guludan.
Pemotong jerami putar atau pemangkas padang penggembalaan yang dilengkapi
dengan roda pengatur, dapat melaksanakan pekerjaan yang baik untuk mencukur
bagian atas larikan guludan.
Perkakas semacam bajak singkal yang biasa atau
pembongkar tengah guludan dengan batang-batang telah secara luas digunakan.
Beberapa tipe pemanen yang dihela dan digerakkan oleh traktor sekarang banyak
dibuat dan digunakan.
3. Pemanen
Bit Gula
Bit gula ditanam di bawah kondisi tanah dan iklim yang
berbeda-beda. Faktor-faktor ini menyebabkan akar dan bagian atas berkembang
secara berlainan di daerah yang berlainan, yang menyebabkan sulitnya untuk
menyesuaikan mesin terhadap tipe pertumbuhan, tanah, dan keadaan gulma yang
berbeda-beda untuk memenuhi keinginan para penanm bit.
Pemanen bit dapat dipasang pada traktor, dihela di
belakang traktor, atau bersifat swagerak. Mekanisme dalam ketiga tipe tadi
adalah digerakkan oleh pengambil daya. Tersedia ukuran untuk satu, dua, tiga,
dan enam larikan. Pemanen dijalankan mencapai 24,5-5 mil/jam (3,6-8,0 km/jam)
dan dapat memanen hingga 25-30 akre (10,1-12,1 ha atau lebih) per hari.
Pemanen terpadu bit merupakan pemanen mesin dilengkapi
dengan sabuk sortasi sehingga batu-batu dan gumpalan kotoran yang keras dan
besar dapat dibuang dengan tangan (manual). Beberapa pemanen bit mempunyai
elevator yang menumpahkan bit langsung ke dalam bak truk, sedang lainnya
menempatkan bit dalam suatu tangki pada mesin. Bila tangki telah penuh, tangki
dibongkar dengan suatu elevator tangga rantai.
4. Pemanen
Kacang Tanah
Pemanenan kacang tanah pada umumnya merupakan suatu
pekerjaan tiga tahap, yaitu: 1) akar tunggang dipotong dan tanah di sekitar
tanaman dilonggarkan; 2) batang tanaman dan polog dicabut dari tanah,
dilewatkan suatu pengocok untuk menghilangkan tanah yang lepas, dan dikumpulkan
dalam hamparan jemuran; dan 3) hamparan jemuran kacang tanah dan batang
dipungut dan dilewatkan suatu pemetik atau perontok untuk memisahkan polong dan
batangnya.
Tahap 1 dan 2 di atas biasanya dilakukan dalam satu
pekerjaan, sebab peralatan untuk menggali dan mengibaskan batang tanaman
dikerjakan oleh traktor yang sama. Batang tanaman ditinggalkan dalam hamparan jemuran
selama 3-10 hari sebelum tahap 3 atau perontokan dilaksanakan. Kacang tanah
telah digali dan dirontokkan dalam satu pekerjaan, tetapi masih memerlukan
waktu yang lebih lama untuk keringnya polong dan kualitasnya masih di bawah
standar.
a. Penggali
Kacang Tanah
Kacang tanah mempunyai sebuah akar
tunggang di pusat. Beberapa wavietas mempunyai geragih yang memencar sejauh
8-12 inci (20,3-30,5 cm) dari akar tunggang, dan mungkin terdapat buah polong
di bawah seluruh tanaman. Varietas yang lain tidak mempunyai geragih, dan
polongnya terdapat sebagai berkas pada akar serabut dekat akar tunggangnya.
Penggalian kacang tanah memerlukan
sebuah pisau panjang yang dipasang cukup mendatar dengan mata pisaunya
memanjang ke belakang dengan sudut sekitar 30o. pisau dipasang untuk
berjalan kira-kira dengan kedalaman 2 inci (5,1 cm) di bawah tanaman untuk
memotong akar tunggang dan melonggarkan tanah di sekitar polong-polong. Pisau
untuk menggali dua larikan biasanya dipasang di tengah traktor. Beberapa petani
kacang tanah menggunakan dua setengah penggaruk pendangir untuk menggali kacang
tanah. Pisau dan lempeng penggaruk distel sedemikian sehingga pisau itu
memanjang menuju satu sama lain untuk membantu sebagian penjemuran batang
tanaman. Batang-batang besi dapat dipasang pada pisau dan pegangan pisau untuk
membantu penjemuran batang tanaman dari kedua larikan.
b. Pengocok
Kacang Tanah
Kacang tanah yang akan dirontok dengan
pemanen terpadu atau perontok stationer sedapat mungkin harus bebas dari
kotoran. Untuk dirontok dengan pemanen terpadu, empat sampai enam larikan
dihamparkan untuk dijemur bersama. Garpu penggaruk rumput kering yang melempar
rumput ke samping telah digunakan secara luas untuk menjemur dan mengaduk
kacang tanah. Jenis pekerjaan ini sangat berat bagi penggaruk yang menyampaikan
rumput ke samping yang menyebabkan aus yang berlebihan dan patahnya suku-suku
(komponen). Batang kacang tanah terdapat dalam keadaan yang kusut dan hamparan
kacang tanah menjadi terlalu kompak untuk pengeringan yang cepat.
Peralatan khusus telah dikembangkan
yang mengangkat, mengocok, dan meletakkan batang tanaman dalam hamparan yang
relatif ringan dan tidak kusut. Ada sejumlah mesin yang tersedia untuk
mengangkat dan mengocok kacang tanah. Ada juga yang menggali, mengocok, dan
melemparkan batang kacang tanah secara terbalik (bagian pucuknya di bawah) ke
hamparan jemuran. Pengujian di Alabama menunjukkan bahwa suatu pengocok kacang
tanah harus mempunyai lebar sekitar 54 inci (137,2 cm) untuk menangani kacang
tanah yang bergeragih, yang larikannya dibuat berjarak 34-36 inci (86,4-91,4
cm). Pengocok harus dirancang untuk dapat mengangkat kacang tanah setinggi
sekitar 48 inci (121,9 cm) agar dapat mengocok dan menjemur kacang tanah secara
efektif.
c. Perontok
dan Pemetik Kacang Tanah
Pada umumnya terdapat dua tipe mesin
untuk memisahkan kacang tanah dari batangnya. Mesin itu diklasifikasikan
menurut tipe gigi yang digunakan pada silinder dan dinamakan perontok (thresher) dan pemetik (picker). Perontok mempunyai gigi lurus
biasa serupa dengan yang digunakan perontok padi-padian kecuali bahwa gigi-gigi
itu lebih berjauhan pada batang silinder dan batang cekung. Pemetik mempunyai
gigi pegas baik pada batang silinder maupun pada batang cekung.
d. Pemanen
Terpadu Kacang Tanah
pemanen kacang tanah terpadu mencakup
semua ciri-ciri perontok kcang tanah dengan tambahan suatu kombinasi peluncur pemetik-penyalur.
Stokes dan Reed dalam Smith dan
Wilkes (1996) menyatakan bahwa:
“Dua tahap yang paling genting dalam
memanen terpadu kacang tanah adalah pencabutan dari tanah dan memasukkannya ke
dalam unit pemetik, dan mendapatkan polong ke luar dari rending (tanaman/batang
kacang tanah yang kering). Kecepatan unit pemetik ditemukan mempunyai pengaruh
yang menentukan terhadap kehilangan kcang tanah dari hamparan jemuran. Bila
kecepatan pinggir ujung gigi pada pemetik adalah lebih tinggi daripada
kecepatan majunya pemanen terpadu, ada kecenderungan untuk memisah-misah
hamparan jemuran dan menyebabkan polong terlepas dan jatuh atau ada
kecenderungan bagi gigi untuk merobek hamparan dengan melepaskan
polong-polongnya. Dengan mengurangi kecepatan unit pemetik pada suatu mesin
dari 87 menjadi 40 putaran per menit mengurangi kehilangan kacang tanah sekitar
10 %. Ini menyebabkan kecepatan pinggir silinder pemetik kurang lebih sama
dengan kecepatan majunya pemanen terpadu. Memisahkan polong dari rending bukan
masalah yang sulit bagi unit pemetik yang biasa digunakan dalam pemanen
terpadu, jika unit dilengkapi dengan suatu kap penutup di atas pembuangan
rending untuk mencegah agar angin buritan tidak mempengaruhi bekerjanya. Namun
demikian, ditemukan bahwa rending cenderung untuk mengumpul pada rak beberapa
pemanen terpadu padi-padian yang telah diubah. Kcang tanah dibawa di atas rak
dalam berkas-berkas. Banyaknya bahan asing yang tertinggal pada kacang tanah
berbeda-beda menurut penyetelan dan harus dijaga dalam batas-batas yang
diinginkan pada semua tiga tipe mesin tersebut.”
Pemanen terpadu swagerak tersedia untuk
mengambil hamparan jemuran kacang tanah. Mesin ini dilengkapi dengan alat untuk
pengepakan dalam karung dan mempunyai mesin bensin industri sebagai penggerak.
Kacang tanah yang digarap dengan pemanen terpadu mempunyai kadar air yang
tinggi dan harus dikeringkan sebelum penyimpanan.
Soal Latihan dan Jawaban
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hand raking dalam panen padi-padian!
Jawaban:
Perontokan biji dari jerami atau bagian tanaman lainnya menggunakan tangan
(hand raking).
2. Jelaskan keunggulan dari mesin
pemanen-perontok terpadu padi-padian!
Jawaban:
Mesin
pemanen-perontok terpadu atau ‘combine’ memotong bulir-bulir tanaman yang
berdiri, merontok, dan membersihkan gabah sambil berjalan di lapangan, sehingga
ia dapat menggantikan dan meniadakan alat-alat pengikat buliran, pemotong,
perontok stationer, dan pekerjaan yang melelahkan seperti menjemur dan menimbun
buliran serta mengangkut ikatan-ikatan
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penampilan pemetik jagung!
Jawaban:
Sejumlah faktor yang mempengaruhi efisiensi pemetik jagung. Beberapa
di antaranya adalah:
a. Sifat
tanaman yang meliputi: 1) varietas atau bastar (hibrida) yang cocok untuk
pemanenan dengan mesin; 2) batang yang tegar yang berdiri tegak dan tidak patah
dan rebah; 3) keadaan batang; 4) ketinggian tongkol dan batang; 5) ketegaran
(kekakuan) tangkai tongkol; 6) ukuran tongkol-tongkol yang besar mengurangi
kehilangan dalam pemipilah; 7) sifat sukar dipipil mengurangi kehilangan; dan
8) kelobot yang tebal dan ketat pada tongkol cocok untuk pemetikan tapi tidak
untuk pengupasan.
b. Faktor
mekanik yang meliputi: 1) jenis (sifat) permukaan rol pemetik; 2) pengaturan
jarak pemisah antara rol-rol pemetik; 3) pengatur waktu rol-rol pemetik; 4)
laju berjalan; 5) jenis penyambungan gerbong; dan 6) pengaturan pemisah untuk
memungut batang yang rebah.
c. Faktor-faktor
yang lain meliputi: 1) ketepatan waktu pemanenan: kehilangan di lapangan lebih
sedikit bila pemanenan dilakukan lebih dini; 2) kehati-hatian operator; 3)
keadaan cuaca; 4) kebersihan lapangan: ketiadaan gulma dan rumput yang tinggi;
5) panjang larikan; dan 6) jarak antarlarikan yang cocok untuk mesinnya.
4. Jelaskan perbedaan antara alat pemanen
kapas jenis perenggut (stripper type)
dan jenis pemetik (picker type)!
Jawaban:
Alat pemanen kapas jenis perenggut (stripper type) mengambil buah kapas dalam keadaan utuhnya dari
tanaman sedangkan jenis pemetik (picker
type) hanya mengambil biji-biji kapas yang berambut.
5. Sebutkan tiga tipe mesin pemanen terpadu dua
larikan untuk kentang!
Jawaban:
Mesin untuk dua larikan dapat dibagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1) apron dua unit atau apron terbuka; 2) apron dua baris atau apron mulut
terbuka atau apron bersambung; dan 3) kombinasi penggali-pembersih-penggerak
atau pemuat ke dalam karung pemuat (loader).
6. Jelaskan kesulitan yang sering ditemui
dalam pemanenan ubi jalar secara mekanis!
Jawaban:
Ubi jalar mempunyai batang berbelit-belit yang panjang, yang
menyebabkan sulitnya pemanenan secara mekanik. Untuk itu, batang-batang
tersebut perlu dipotong dan diambil dari guludan sebelum mesin dapat digunakan
dengan berhasil untuk menggali ubi jalar. Sejumlah peralatan pemotong batang
menjalar atau pembuang batang yang membelit sudah dicoba dengan hasil yang
bermacam-macam. Mesin pembuang batang menjalar yang berhasil harus dapat
mengambil batang dengan tanah setebal sekitar 1 inci (2,5 cm) dari larikan
guludan. Pemanen tanaman pakan tipe pemukul dapat digunakan jika pemukul
terbuat dari karet dan dipotong untuk disesuaikan dengan kontur larikan
guludan. Pemotong jerami putar atau pemangkas padang penggembalaan yang
dilengkapi dengan roda pengatur, dapat melaksanakan pekerjaan yang baik untuk
mencukur bagian atas larikan guludan.
7. Carilah luasan panenan bit gula per hari
(satuan hektar) jika kecepatan pemanen yang dipasang pada traktor adalah 1,0-2,22
m/dt!
Jawaban:
Berdasarkan hasil sejumlah penelitian, pemanen bit gula dapat
dijalankan hingga kecepatan mencapai 24,5-5 mil/jam (3,6-8,0 km/jam) dan dapat memanen
25-30 akre (10,1-12,1 ha atau lebih) per hari. Karena kecepatan 1,00-2,22 m/dt
setara atau sama dengan (3,6-8,0 km/jam) sehingga langkah selanjutnya adalah
tinggal mengkonversi 25-30 akre ke satuan hektar.
Diketahui:
1 ha = 2,47104 acre atau 1 acre = (1/2,47104) ha = 0,40469 ha.
25 acre = 25 x 0,40469 ha = 10,1173 ha (pembulatan 10,12 ha)
30 acre = 30 x 0,40469 ha = 12,1407 ha (pembualatan 12,14 ha)
Jadi, kecepatan pemanen bit gula yang dipasang pada traktor sebesar
1,00-2,22 m/dt, dapat meghasilkan luasan panenan sebesar 10,12-12,14 ha per
hari.
8. Sebutkan dan jelaskan tiga tahap dalam
pemanenan kacang tanah!
Jawaban:
Pemanenan kacang tanah pada umumnya merupakan suatu pekerjaan tiga
tahap, yaitu: 1) akar tunggang dipotong dan tanah di sekitar tanaman
dilonggarkan; 2) batang tanaman dan polog dicabut dari tanah, dilewatkan suatu
pengocok untuk menghilangkan tanah yang lepas, dan dikumpulkan dalam hamparan
jemuran; dan 3) hamparan jemuran kacang tanah dan batang dipungut dan
dilewatkan suatu pemetik atau perontok untuk memisahkan polong dan batangnya.
Daftar
Pustaka
Daywin, F. J., R. G. Sitompul, dan I. Hidayat, 1999. Mesin-mesin budidaya pertanian di lahan
kering. Bogor, Jawa Barat: Academic Development of the Graduate Program,
The Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Institut Pertanian
Bogor. JICA-DGHE/IPB Project/ADAET: JTA: 9a(132).
Smith, H. P. dan L. H. Wilkes, 1996. Mesin dan peralatan usaha tani. Edisi
keenam, cetakan kedua. T. Purwadi, penerjemah. G. Tjitrosoepomo, editor. Judl asli: Farm machinery and equipment. Sixth
edition (Harris Pearson Smith, 1976). Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press (Anggota IKAPI).
Soenarto, D, P. Gardjito, M. Makbul, V. L.
Tjandrakirana, dan K. Hidajat, 1969. Mekanisasi
pertanian. Djakarta: PT. Soeroengan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar